Dulu ada santri bertanya,
katanya sudah sekian tahun menjalani Shalat Shubuh dengan tertib, tapi kok masih tetap nggeh...??? Kemudian aku bercerita kepadanya : “Islam digelar bukan untuk suruh umat menjalankan sholat
saja. Jadi, hendaknya jangnlah njagakke sholat anda lantas meminta rejeki lancar.... dalam islam, Sholat itu datangnya belakangan. Kanjeng Nabi ï·º
juga sebentar dalam menjalankan sholatnya, masih banyakan kita. Terus
beliau wafat. Sholat
itu buah dari Isra' dan mi'raj”.
Kemudian aku terangkan kepadanya. Begini nggeh... “Kita
itu hidup ditengah-tengah
lautan energi. Adanya kita bermasalah adalah karena
akhlak yang tidak benar”.
Disini,
Akhlak dipahami sebagai kebiasaan berperilaku. Kebiasan yang tidak benar hanya akan
membuat kita tidak singkron dengan energi yang dipancarkan oleh lautan
energi tersebut. Kelihatannya saja kita didalam samudera energi, tetapi kita tidak
bisa menyatu dan energi, bagaikan minyak dan air jadinya.
Maka,
dalam pengantar WA dinyatakan "Robbii adkhilni.... Tuhan... Tenggelamkan aku kedalam
Samudera ke-Esaan-Mu dan ditengah-temgah Wahdaniyah-Mu. Haaa disinilah masalahnya...
Akhlak
atau kebiasaan kitalah yang suka ngawur dan nggeladur yang membikin kita
susah...
Kemudian
dijelaskan lagi dalam WA, bahwa pada saat Jam 02.00 hingga jam 06.00 pagi, lautan
energi yang ada sedang memancarkan cahaya putih salju... itu adalah cahaya atau
energi Pembersihan Global untuk bumi... Maka Punjer WA Menyatakan sebagai jadwalnya Istighfar.
Shalat, walau setriliyun rekaat, tapi kalau sholatnya ngawur dan tidak gathuk ya tetep saja nggak gathuk.... Kenapa
ada orang sholat sampai lupabilangan rekaatnya? Itu
karena dia (energi
yang ada padanya) tidak sinkron.... Sang sufi sholat tidak pernah keliru rekaatnya, kepana?
Karena oa manahnya
sedang berjalan diatas
rilnya dari rekaat ke rekaat.
Sama dengan santri New JNCP
(Jalmo Ngandap Cempaka Putih),
manahnya mesti berurutan dan
nggak bisa terpenggal.... Demikian pula yang manah mancawarnanya memakai WA, jelas sudah
gathuk... Karena pada saat demikian adalah demikian... Pada saat demikian adalah begitu....
Maka sang Sufi saat ditanya hukum
sholat yang
lupa, dia cukup bilang, " Perbaiki adab dan unggah-ungguh-mu kepada Sang Kuasa" terus dia pergi...
Saya ingatkan, ini dunia dan bukan Akhirat, maka urusan rejeki, Allah Maha Adil, bahkan merek yang belum sholat pun dikasih harta yang melimpah. Adalah sah dan mereka yang shubuhan dikasih miskin juga
boleh....
Namun jika
akhlak kita yang maju dan yang kita pakai pedoman buat hidup, maka insya Allah
segalanya akan lancar... Jangan lupa, Nabi ï·º Di
Utus kemari adalah untuk membenahi Akhlak... Untuk kemuliaan dan keagungan
akhlak.
Makannya lorrr khususnya yang belum kawin. Nomor satu wanita yang menjadi prioritas untuk di kawin adalah "Yang bagus
agamanya" Bagus
agamanya artinya Bagus akhlaknya. Santun, sopan, mau belajar mengerti, disiplin. Taat kepada orang tuanya, dan bukan mereka yang suka membangkang orang
tua, dan bukan pula wanita yang berani kepada suaminya serta bukan type wanita
pemarah. Akhlak yang begini ini membangunnya lama,
butuh waktu bertahun-tahun dan bahkan puluhan tahun.
Jangan terkecoh dengan wanita yang sholat. Wanita berjilbab.
Wanita yang
dibungkus dengan topeng-topeng palsu. Sudah seabreg aduan ke GBP, saat dipondok jilbaban, sholatnya tertib, begitu
kerja elhoh jilbabnya lepas. Hubungan dengan lelaki juga ngawur, dan kata-kata
jorok pun mudah keluar. Hmmm...
Agama itu tidak identik dengan sholat. Jangan terkecoh.
Akan
lebih mudah bagi anda mengajak istri yang akhlaknya sudah baik dengan ajakan sholat. "Mah... Ini sudah saatnya shalat, nggak hafal bacaannya juga boleh... Allah Maha Tahu
mah....". Maka istri yang akhlaknya bagus langsung menjawab, “iya mas..”. Ini lebih mudah dilakukan... Kenapa? Si istri sudah lama membangun akhlaqul
karimahnya selama bertahun-tahun bahkan sudah puluhan tahun....
Dan akan sangat sulit jika
mengajak istri untuk berakhlak mulia, walau sudah komplit shalatnya. "Mah, ayo kita belajar untuk tidak marah-marah... Kita belum ada duit, belajar bershabar, Allah akan kasih
kita,.." Karena dasar akhlaknya yang tidak dibangun dari awal, bunyinya bisa lain. Bisa mencak-mencak, dan menampilkan akhlak buruknya
justru pada saat datang ajakan kebaikan... Lhooo
ngeneiki lorrrr...
Nahhh... Orang kalu akhlaknya baik, diajak
baik ya mudah... “Mah
ayo umroh yuk...” Coba jika
wanita yang akhlaknya buruk, pasti
bentak, “Duit
dari mana
lagi... Itu duit buat ini, buat
itu. ini
dan itu...
Jiach... Panjang dech....”
Nahhhh
baru itu sholat istrimu yang
berlandaskan Akhlaqulkarimah... sampean
minta duit ke Allah pantes... Coba sampean isengiseng cengar-cengir sama Gusti Allah pelan-pelan saja... "Ya Allah... Akhlak
istriku bertambah
sempurna sekarang... Kini mulai belajar Sholat, Ya Allah... Bonus donk... Saya pingin umroh ditemeni oleh
istriku yang shaleha ini Ya Allah...”
sudahlah.. nggak pake lama... Allah pun tersenyum dan kasih kita bonus besar buat ente... Ngunu lho lorrr...
Orang yang
berakhlak mulia itu kalau sholat, walau tidak bisa merubah singgasana Allah
menjadi baik, tapi paling tidak cukup membuat penghui langit terguncang.
Coba kalau akhlak yang buruk, apa yang terjadi saat sholat lorrr? Padu...(ngajak
bertengkar) Keliatannya sholat, tapi yang terjadi adalah Adu Mulut Sama Gusti Allah... "Gini sudah rutin sholat, rejeki tetep aja
seret, jan-jane Gusti Allah ki melek ndak
sich"... Lhoooo.....
Tapi kenapa masih juga sholat? Kok gak stop saja
sholatnya... Bagi mereka yang berakhlak buruk sholat itu seperti merokok, mau nggak merokok rasanya ada yang kurang, hanya sebatas itu....
Iya... Sholatnya hanya sebatas sepert perokok yang tidak bisa melepas rokoknya dan tidak lebih...
Maka celaka sudah kalau makamnya berada pada level
ini... Itu lalai dalam sholat namanya, sholat bukan ta'abbud kepada Allah, tapi ajang adu mulut dengan Allah... Na'udzu billah min
dzalik...
Aku
heran, kenapa wanita-wanita disekitar kita saat di Hongkong belum lama ini, mereka melepaskan jilbabnya? Saat aku tanya, dia jebolan dari pondok ini... Pondok itu... Hupppp
ngempet dada saya lorrr...
Hmmm belum
tahu mereka... Buknkah jilbab itu lebih anggun... Aku bisa tunjukkan... Pernah
aku saat turun dari shalat dhuha meliht Gadis cantik nimpali tahi sapi di
kandang, dan dia mengenakan jilbab... Elhoh...
Anggun sekali... Indah betul gadis itu...
Saat
itu aku berpikir, andai dia tidak berjilbab, tentu yang tampak buknlah hal yang keren... Tapi acak-acakan... Hmmm beruntung sekali itu
sapi ,tiap
pagi dikunjungi wanita shalehah... Jiach... Tentu dewa cinta dari Jakarta langsung ngiri sama si Sapi tersebut... Hixhix...
Ini
sebuah kisah bahwa Akhlakul karimah itu indah... dan akan membuat segalanya menjadi indah....
Mari
kita sebagai oran tua, kita bimbing anak-anak kita untuk berakhlak mulia... Terangkan
kepada anak-anak kita bahwa memangkas 7 bunga iblis akan
bermanfaat dalam hidupnya... Lahir bathin dunia dan akhiratnya...
Semoga kita dijauhkan dari akhlak yang buruk dan diberi
kekuatan untuk bisa istiqomah dalam berakhlak mulia...
0 Response to "PENTINGNYA BERAKHLAK MULIA UNTUK KEMULIAAN DUNIA AKHIRAT"
Post a Comment