ANTARA AH, IHLAK DAN IBRAK


ANTARA AUMAN HARIMAU, IHLAK DAN IBRAK

AH = Auman Harimau, ia bagian dari SJ dan Ihlak adalah aktifitas penyerangan tanpa kita ketahui dan tanpa kita inginkan. Sedangkan Ibrak aalah aktifitas pembangkitan. Kini level GBP semenjak menguasai AH, Nur Rahmatan Lil ‘Alamiin turun ke GBP.


Nur Rohmatan lil ‘Alamin artinya cahaya cinta kasih untuk seluruh alam. Cahaya seperti ini sebenarnya juga turun kepada setiap orang dengan kadar yang berfariasi. Ada yang kecil, besar dan sedang. Cahaya seperti ini wajib dimiliki oleh setiap guru, karena ia memliki umat yan menjadi tanggungannya hingga di akhirat kelak. Bedanya adalah kalau baginda Rasul tidak menginginkan ihlak, sedagkan GBP adala manusia biasa yang Cuma memiliki mata rantai kepada beliau, itu saja. Jadi, ihlak juga GBP pakai semenjak 2017 saat Pulung Yasamkar mulai turun.
Buat Santri-santriku... Ilmu AH tidak termasuk ilmu wajib dalam disiplin keilmuan kita. Ia adalah pengembangan dan salah satu tangkai yang tumbuh dari Ilmu Sosro Jalmo. Namun bagi santri Yasamkar yang berminat, silahkan berlatih dan bersungguh-sungguhlah menata diri. Karena Praktik AH itu sangat Rumit. Tak kasih bocoran nggeh tentang Praktek AH:
1.     Onkan AH
2.     Manah Benteng Nuruseta
3.     Manah Sapu sasra patangga
4.     Manah Rosul
5.     Manah Tangga Surga (Ondone Suwargo)
6.     Manah Hajat

Nah manah hajat ini kan banyak... lalu yang manakah? Apakah seperti :

A.      Manah Wastra Daya Husada, jk kita terapi obati orang
B.      Manah Wastra Daya Panangkilan (nek di Hindu Panangkilan itu adalah Cakra nya Sri Krishna yg berisi alam semesta itu)
C.      Manah Wastra Daya Prabata
D.      Manah Wastra Daya Sawega Kencana
E.      Manah Wastra Daya Parasdya
F.       Manah Wastra Daya Mandrawa
G.      Manah Wastra Daya Jemparing, untuk membunuh orang misalnya
H.      Manah Wastra Daya Wasesa
I.        Manah Wastra Daya Paku Goratama

Sesuai kebutuhan, pengobatan, naik pangkat, mengkatrol ekonomi rumah tangga dan sebagainya. Gitu nggeh...!
Mengaum tidak harus melantunkan sebuah lagu, tidak harus bersenandung puisi... Mengaum adalah mengeluarkan Energi yang bersemayam di bunyi suara yang bersumber dari Maha Sumber Bunyi yakni Sang Kuasa. Jadi bisa berupa bunyi suara apapun yang penting bunyi itu terdengar, seperti tadarus Al-Quran, bershalawat, atau aurad apapun yang dibaca dengan bunyi nada dan tidak dalam hati. Jika malaikat Izrail memiliki Sangkakala, maka Santri-santri Sosro Jalmo memiliki Auman Harimau.... Gitu nggeh... dan bagi santri Yasamkar yang gemar bershalawat Asmaul Husna Yasamkar, kayak Mbah Syiun, saya harapkan ntar menekuni dan mendalami AH nggeh... Ben tambah Josss dalam bersholawat.

Lantas kapan ihlak dan ibrak mengkilat dan berbinar-binar menembus ruang dan waktu menghunjam ke dalam diri kita? Yaitu pada saat GBP mengaum dengan AH. Jadi sampai detik ini GBP beristiqomah untuk selalu mengaum, walaupun sambil jalan, sambil berkebun, sambil beraktifitas lain GBP akan berusaha untuk selalu mengaum, bisa jadi dengan bershalawat, bersuluk, bernyanyi, berkalimat tayyibah.
Kini, istri-istri dan anak-anakku sudah mulai terlatih dengan kegaduhan GBP mengaum dirumah dan mulai terbiasa dengan kebisingan GBP mengaum. Maka, mengaum adalah bagian dari hidupku, untuk diriku, keluargaku dan untuk para santriku tercinta. Aku hanya bisa berdoa kepada Allah yang Maha Kuasa, semoga aku selalu sehat, kuat dan awet muda agar bisa langgeng dalam mengaum.
Seperti yang saya katakan tempo dulu bahwa energi itu bia dimunculkan dari cahaya, bunyi, getaran dan aroma. Sedangkan  AH adalah dari lini bunyi. Dalam hal ini GBP berbeda dengan para kyai khawas, dimana rata-rata mereka memunculkan energi ibrak dan ihlak melalui aroma, sehingga mereka selalu mengenakan wewangian.
Santri-santriku adalah teman-temanku dan akan tyak jadikan ijo royo-royo, dan aku juga akan memelihara dan akan aku pertanggungjawabkan  dihadapan baginda Rasul dan kepada Allah dan pesan GBP terhadap ibrak hendaknya berhati-hati, jangan sampai syirik, bahaya. Sebab dalam hal ibrak, yang berbuat full adalah Allah dan bukan GBP.
Kegunaan Ihlak adalah untuk untuk melindungi santri-santriku dari hal-hal buruk yang sengaja atau tidak diarahkan ke santri-santriku tercinta. Sebab santriku adalah teman-temanku, maka siapapun yang mencoba menganggu mereka baik dari hama, wereng, kejahatan, atau hal-hal negatif alinnya, maka Nur Ihkal ini akan tandang grayang melindungi santri-santriku dan keluarganya serta akan mengembalikan kepada si pelaku jahat.
Ihlak yang ada pada SJ berbeda dengan ihlak yang dari Palama yang bersifat benteng belaka. Pada era Yasamkar, maka semakin kerasnya kehidupan, maka ihlak juga menyerang kepada siapapun yang mencoba untuk menyakiti santri-santriku, seberapa parah? Sesuai kejahata yang datang. Jika kejahatan yang datang adalah mengancam nyawa maka santriku, maka besar kemungkinan nyawa penjahat itu akan terangkat. Jika penjahat mengutuk santriku dengan ragam penyakit, besar kemungkinan kutukan itu akan dikembalikan kepada si pengirim. Karena saat mereka menyebut nama santriku, membayangkan santriku, maka jalmo Ngandhap akan mengcopynya untuk dirinya sendiri dan kejahatannya akan kembali dengan sendirinya, karena Nur Ihlak akan segera menghapus settingan jahat yang ada pada diri santri-santriku.
Ibrak, adalah cahaya cahaya pemulihan yang akan mengalir dari pulung Yasamakar ke dalam diriku dan akan diteruskan  kep setiap santri-santriku. Sehingga hari-hari santriku selalun diliputi oleh keberkahan yang agaung, dituntaskan dalam setiap urusannya, diringankan dalam memikul karmanya selama di dunia ini. Karena Ihlak tidak tidak bisa men ghalau karma pribadi seseorang.
Jika ada santri berbuat jahat dan menerima karmanya maka sang santri harus tabah, sadar, dan akan dimudahkan dalam menjalani masa kritis, yang disebabkan oleh karmanya sendiri.
Terhadap karma pihak lain,  maka itu tidak disebut karma dan akan dinetralisir oleh ihlak. Contoh : leluhur bilang pada masanya “kelak semua keturunanku tidak ada yang bisa jadi PNS, tidak ada yang jadi pengusaha, anggota militer, dan sebagainya”. Terkadang ungkapan itu hanya ccook untuk zaman para leluhur. Kenapa mereka bilang begitu? Mungkin kondisi saat itu adalah tidak pas.
Hem.... ternyata ihlak dari para leluhur itu luar biasa dayana. Butuh ritual bertapa selama bertahun-tahun untuk membadarkan / melepaskan qoul / capan seperti itu. Paham nggih..!   
      

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ANTARA AH, IHLAK DAN IBRAK"