PENGERTIAN SOSRO JALMO

SEKELUMIT PENGERTIAN DARI ILMU SOSRO JALMO
(SERIBU JIWA)
Di dalam Ilmu Sosro Jalmo, diri kita itu berjumlah milyaran dan semua bisa diajak bersaing serta berlomba-lomba dalam kebaikan di level internal kita. Inilah yang mewajibkan diri kita untuk saling menemukan pasangannya dan saling berlomba untuk menduduki pos yang telah kita tentukan. Karena pengeposan yang salah akan berakibat Error Humaity, Error Iklim pada diri pribadi, atau Error Siklus pribadi dan error-error yang lainnya.

Sedikit contoh praktek Ilmu Sosro Jalmo,
Ingin membuktikan bahwa kita berjumlah milyaran dan bukan empat (sedulur papat). Silahkan anda mempraktikkan amalan mati raga dan dengarkan suara diri anda yang sedang berbicara sepanjang waktu tanpa henti.
Relax saja, kita akan mendengar bahkan dapat melihat bahwa yang memiliki ide adalah diri yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan "iya" dan ada yang mengatakan “tidak” terhadap suatu kasus dalam kasus yang sama dan waktu yang bersamaan pula.
Demikian pula terhadap masalah-masalah yang lain, yang tidak lain adalah bisikan dari diri kita sendiri di alam dimensi yang lain. Sedangkan pemenang dari salah satu dari mereka adalah diri kita yang tampil di permukaan saat ini.
Contoh lain, kelak saat anda kaya nanti, yang ambil peranan bukanlah diri anda saat ini. Maka jangan heran, jika anda merasa tetap sama, sedangkan teman-teman disekitar anda merasakan perbedaan yang mencolok dari kepribadian anda. “Tuh sekarang kang Yusuf jadi kaya raya, mampir warung saya lho dia nggak mau...” Itu kata mbok warung. Kang Jo sebelah rumah juga bilang hal yang sama. “Dulu dia juga biasa mampir kesini, sekarang nggak lagi....”
Kenapa..? Karena yang tampil dari diri kita sebenarnya adalah diri yang berbeda, yang selalu berhitung skala prioritas, sekala matematik, sekala ibadah yang berbobot.
Jika masalah seperti itu terjadi, maka yang bisa dilakukan adalah "Mendengarkan dirimu dan ikuti kemauannya" karena ia akan menuju keagunganmu sendiri yang sejati, menuju Keluhuranmu dan kejayaanmu, serta keberkahanmu. Namun jika engkau mengikuti dan mendengar suara-suara orang dari luar dirimu berarti sama saja dengan meminta dirimu yang lama yang serba kekurangan, kesedihan, tidak bahagia, untuk tampil kembali mewarnai hari-harimu. Gitu ya.... "Dengarkan Dirimu dengan Ilmu, maka engkau akan selamat dan full nikmat serta lebih bermanfaat untuk umat".

Ingatlah...! Pelajaran WA-1. Jangan biarkan Tunggak Jarak merajak, dan Tunggak Jati mati. Jangan biarkan benih jahat sebagai tokoh kejahatan merajalela dalam diri kita. dan jangan biarkan tokoh kebaikan mati dalam diri kita. Ingatlah...! jiwamu bisa mati sewaktu-waktu. Kullu nafsin dzaaiqotul maut. (Setiap jiwa akan merasakan kematian). 
Dari milyaran jiwa-jiwa yang ada pada dirimu, sudah berapakah jiwa-jiwa itu yang mati? dan tidak melakukan reingkarnasi kembali? 
Anda susah, anda gundah, anda mengeluh, itu disebabkan, Engkau telah kalah. Kenapa Kalah? Karena Pasukan Kemenanganmu telah dilumpuhkan oleh pasukan kekalahanmu. Artinya, pemenang dari dalam dirimu adalah Sang Pasukan kekalahan. Manakala Pasukan kekalahan merajai hidup ini dan dapat dipastikan bahwa satu biliun persen, anda akan kalah dalam permainan apapun di dunia nyata.
Kita punya Yasamkar, nama Rahasia Allah yang diberikan kepada kita untuk menghidupkan kembali jiwa-jiwa kita yang telah mati, yang telah dibunuh oleh jiwa jahat kita sendiri.
Katakan dalam diri anda sendiri bahwa kita sedang kalah perang.
Dengan kekuatan yang lemah, bagaimana kita bisa melawan Sang Kalah yang menduduki Singgasana di dalam diri kita ini. Akhirnya tubuh ini sebagai robot yang memprogandakan agenda-agendanya sebagai Tokoh yang kalah.
Selama Sang Kalah masih berkuasa di dalam diri ini, selama itu pula kita akan selalu tampil sebagai orang yang kalah di dunia nyata ini.
Apa yang kelihatan ini adalah sekedar bayangan dari apa yang ada didalam diri kita.
Sudah tiba masanya kita menjadi Dewa Wishnu untuk menghidupkan kembali jiwa-jiwa baik kita yang telah mati, yang telah kalah perang melawan jiwa-jiwa kita yang jahat. Sudah waktunya untuk melakukan reinkarnasi/ penghidupan kembali. 

Mari kita hidupkan singa-singa kita, membangun pasukan yang kuat dan membinasakan pasukan-pasukan kejahatan dam diri kita. Melengserkan tokoh jahat yang kini sedang duduk bertengger di Singgasana diri kita.
Mari kita berjuang untuk melumpuhkan tokoh jahat yang menguasai kita. Badai petir harus secepatnya ditimpakan kepada kejahatan dalam diri kita
Apakah ada efeknya...?  Ya... Semua bentuk kejahatan yang dipatahkan oleh kebaikan kita akan dihukum. Dalam kehidupan nyata anda sendiri yang akan menanggung karmanya, hingga tokoh jahat dan pengaruh buruk dalam diri ini bersih sebagai bentuk pembersihan atas bangkai jiwa-jiwa jahat yang berhasil ditumpas itu.
Jika tidak dimulai sekarang, lalu kapan lagi? Nah... setelah itu kejayaan baru akan timbul dan bisa didapatkan. Pernyatanya yang terjadi dalam jiwa ini adalah saling bunuh. Tidak adanya reinkarnasi dari tokoh baik, maka kebaikan akan terus terdesak. dan keburukan akan menjadi raja. Wujud nyatanya, kita akan selalu kalah dan menderita dalam kehidupan nyata.
Itu pulalah kenapa tali suksma anda dihubungkan dengan Yasamkar. Karena urusan tali Suksma adalah perbuatan Adi kodrati, maka dibutuhkan tenaga selevel sopana tingkat dua.
Sama degan sex, demi lahirnya seorang bayi dibutuhkan tenaga untuk bisa masuk dan menyelam beberapa saat di Goa Garba. Tanpa adanya kekuatan untuk masuk ke dalam goa garba alias impotensi, loyo, yaaa jangan bermimpi untuk bisa melahirkan anugerah Agung berupa bayi.
Kenapa diatas memakai istilah Wishnu/Shiwa? Itu hanya sebuah nama. Tanpa itu juga tidak apa-apa. Nama itu hanya menggambambarkan aktifitas kita saja. Saat sedang me-lindu Jati, lantas teman-teman bilang “Nyiwa/menjadi shiwa”. Saat kita sedang memainkan cipta teman-teman bilang Mbrahma / menjadi Brahmana”. Saat mereka malam-malam ngajak sahur puasa senin kemis (misal), mereka memanggil-manggil dengan sebutan “heee sopo sing sesuk arep nyenin / atau arep ngemis?.
Orang yang mengalami jatuh, biasanya lebih bisa/mampu menerangkan.
yang dulunya ia berjaya kemudian terjatuh, maka dia benar-benar bisa merasakan apa itu perjuangan "Sudah jatuh duluan di dalam dirinya. Baru kemudian benar-benar jatuh di alam nyata"
Jika mas Yusuf sekarang menseting untuk kaya raya misalnya, dan istiqomah dengan setingan itu. Maka hari demi hari Mas Yusuf sudah merasa kaya duluan. Padahal dalam kenyataannya masih belum juga kaya. Baru kira-kira 3 tahun kemudian perubahan demi perubahan  mulai tampak.
Jadi, prosesnya yaa alami dan bukan bim-salabim. Butuh sedikitnya 3 tahun. Kalau tidak dimulai dari sekarang, lhaa terus kapan?
Didalam Ilmu Sasra Jalma didalam tubuh fisik ada kutub bagian kanan dan bagian kiri. Dan Ilmu Sosro Jalmo tidak pernah menyebut sisi kiri adalah jelek. Karena itu sosro Jalmo tidak meminta agar pelakunya memotong dan membuang organ tubuh yang kiri. 

Demikian pula tubuh non physik. Ada pos internal dan ada pos eksternal. Dalam pelajaran tingkat lanjut, perang akbar terhadap tunggak jarak, yang kata Nabi merupakan jiwa (memerangi nafsu) lebh besar dari pada perang badar. Pembunuhan tidak berarti pembinasaan, tetapi pengeposan posisi masing-masing secara tepat. Jadi kita tidak perlu panggil dewa A s.d Z. Sudah saatnya kita Jadi Dewa Wishnu. dan kita bisa mejadi dewa apapun sesuka keinginan kita.
Energi dari pos internal pada saat terdengar oleh indra pendengaran kita selalu bernada miring. Demikian adalah ilmu normatif telah ada pada diri kita. Jika tidak, maka kita juga tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Anakku bilang “Disana. Di Negeri orang, selalu ada teman yang mengingatkan dia saat mau keluar rumah. "Yek jagan lupa kondomnya" Hahahahaaaa... Otak orang ketimuran lagsung menilai lain.

Kenapa demikian? Nilai normatif suatu bangsa itu berbeda-beda. Disinilah kemudian dibutuhkan yang namanya Pandoming Urip. yang kebetulan pandom itu adalah Sang Raja = Jendra, Sastra = Sastra Yakni Sastra Jendra hayuningrat Pangruwating Diyu. Yang sejak awal peluncurannya, di Goa Hira. Hingga detik ini, belum ada yang bisa menjawab tantangannya yang berbunyi, ‘Silahkan Jin dan manusia berkumpul, dan buatlah satu ayat untuk menandingi Raja Sastra, yakni Al-Qur’an AL-Karim.
Pernah ada yang membuat tandingan ayat, tapi nggak memuat ajaran apapun. Seperti contoh pembuatan ayat dari manusia = “Al-Fiil, Mal Fiil, Wamaa Adroka mal Fiil. (Gajah. Apa itu gajah? Tahukah kamu apa itu gajah? Ada apa gerangan dengan gajah?  Ini karya sastra, tapi hanya sekedar ucapan dan tidak ada makna apapun yang terkandung di dalmnya. Hal ini bisa-bisa disebut penistaan.  
Coba bandingkan saja. “Alam taro kaifa fa'ala robbuka bi ash haabil fiiil. Alam yaj'al kaida hum fii tadhliil, Wa arsala alaimim thairan abaabil Tarmiihim bi hijarotim min sijjiil Fa ja'alahum ka ashfim ma' kuul” jelas jauh berbeda. Surat al -Fill bermuatan kisah. Dengan Sastra yang unggul dan dalam penututan tauhid, norma, hukum, sejarah selalu menggunakan untaian-untaian kalimat sastra dari 6666 ayat dan 114 surat.
Itulah Maha Raja Sastra yang menjadi Pandoming Urip, sehingga tokoh-tokoh pujangga kita zaman dahulu. saya menduga Eyang Kanjeng Sunan Kali yang mempropagandakan istilah ini melalui wayang karya besarnya, menyebutnya sebagai Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu.
Nilai normatif yang ada pada diri kita menjadikan kita bisa tahu dan menegtahui ini banar apa tidak. Suara itu datang dari Internal Meta physik kita atau external Meta physik kita? Jika suara buruk itu bersumber dari external kita, maka celakalah kita. Maka sumber miring yang datang dari external kita ini secepatanya harus dipukul mundur, sehingga duduk ia pada Posisi yang seharusnya, yakni di kolong internal kita.
Pelan-pelan saja, aku yakin ini memusingkan bukan?
Memang, Ilmu Sosro Jalmo itu sulit. Dan di dicari di google pun tidak bisa ketemu jluntrungnya.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Sosro Jalmo adalah kelanjutan dari Ilmu Sedulur Papat Limo Pancer yang diikuti oleh banyak leluhur kita. Oke..!!! Selamat melakukan Riset Ilmu Sosro Jalmo...

كن صل على محمد – كن صل على محمد
صلى الله على محمد – صلى الله على محمد

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGERTIAN SOSRO JALMO"