DENTAWIYANJANU KAWERUH SANGKAN PARANING DUMADI

DENTAWIYANJANU
BY : J.Has Wijayakusuma
Setiap kata memiliki jiwa. Setiap jiwa adalah buruh dan pekerja sang cipta. Kata yang saling tubrukan disebabkan karena dusta yang berakibat error semenjak dalam proses KUN yang telah di tanamkan oleh Dzat Yang Maha Kuasa dalam diri kita sebagai chips Ilahiyah.

Diri ini adalah sebuah pabrik konstruksi yang telah di bangun. Didalamnya terdapat institusi managerial super kompleks sekian miliar kali lipat lebih canggih dibandingkan dengan komputer tercanggih zaman now.
Diri ini adalah Institusi managerial yang didalamnya terdapat berbagai aspek tenaga dari berbagai elemen, mulai dari owner sebuah pabrik, direktur, staff ahli, manager, kepala bagian dan buruh atau pekerja, tak ubahnya dengan mempelajari Sosro Jalmo. Bagaimana seluruh elemen tersebut dapat bekerja secara fungsional dan tidak tumpang tindih...!
Sebuah bangunan agung, mulia, bahagia, sembada, mukti dan sebagainya, kapan saja dan dimana saja bisa menjadi sebuah gubug reyot, penuh dengan monster, berbau busuk dan tak layak huni. Kenapa? Jawabnya, karena pabrik itu dibangun dengan tata aturan yang berantakan. Entah karena sang empunya tidak bisa menata atau ia membangun tanpa sengaja.

Butuh tumbal banyak memang, untuk mendirikan sebuah bangunan yang agung dan megah. Para demonstran dari seluruh jajaran tinggi, mulai dari direktur sampai tenaga buruh terkadang harus dibunuh atau dihentikan fungsinya (di karantina). Namun jangan lupa, kita juga harus siap-siap untuk menghadapi umpan balik dari pembunuhan dan pengkarantinaan dari setiap gerakan yang ada di dalam jiwa kita. Karena, suatu saat mereka bisa berkoordinasi membuat suatu bangunan tandingan yang siap muncul di permukaan, sehingga alam semesta tahu bahwa bangunannya-lah yang sedang action show dalam belantara kehidupan real. Dan jangan mengira bahwa bangunan itu barang baru. Bangunan sialan itu adalah sama usianya dengan bangunan yang sedang kita garap dan yang kita cita-citakan sejak awal. Inilah wujud dari kemenangan Tunggak Jarak kita yang telah berhasil mendepak Tunggak Jati kita untuk tampil ke permukaan.
Akhirnya... kita yang asalnya tumbuh dari Tunggak Jati hanya bisa menangis pilu, meratapi nasib yang tak menentu, terintimidasi oleh gerombolan Tunggak Jarak hingga membuat hidup kita sengsara bin nestapa. Mati bukan mati sesungguhnya, sakit tidak sakit secara kenyataannya. Seperti istilah bahasannya anak-anak pondok “Laa yamutu wa laa yahya”.
Lantas bagaimana solusinya?
Apapun hasil yang kota kerjakan dan usahakan, harus tetap berjuang mati-matian. Butuh waktu bertahun-tahun dengan sisa-sisa tenaga seadanya. Pada saat kita menginginkan kemuliaan, penasehat kita mengatakan “hubungi si A, karena dia akan membantumu, dan karena si A lah yang memiliki armada untuk membangun proyekmu”.
Tentunya maharaja Tunggak Jarak sudah tahu gelagat dan niat kita, sehingga jauh-jauh hari sebelum kita berangkat dan bahkan pada saat kita masih menyusun rencana untuk bertemu dengan si A, si Tunggak Jarak itu sudah menjatuhkan perintah untuk menyetop seluruh jalan kita menuju si A. Hingga akhirnya uang bensin saja tidak punya. Seluruh jalan menuju A buntu sudah. Tak satupun celah terbuka untuk kita, bahkan untuk meminjam uang kepada orang terdekat kita saja telah tertutup rapat.
Kemudian penasehat kita bilang lagi “Pinjam saja motor si B”. Wow..., sang maharaja Tunggak Jarak pun sudah sigap untuk bertitah “ hentikan dia, atau adakan hubungan batin antara bos pabrik”. Maka terjadilah kontak batin antara Tunggak Jarak dengan dengan si B tanpa sepengetahuan kita dan juga tanpa sepengetahuan si B. hingga saat kita bertemu dengan si B, si B yang awalnya baik hati pun telah merencanakan sesuatu agar motornya tidak jadi dipinjam dengan berbagai alasan, mau mengantar ibu lah, mau ini lah mau itu lah dan lain sebagainya.
Gagal lagi, gagal lagi....
Lalu penasehat kita bilang, “Ok...! jalan kaki saja”.dan lagi-lagi tokoh jahat kita sudah  demikian kuatnya menggembosi rencana kita, hingga akhirnya kita pun gagal mengadakan pertemuan atau gagal dalam segala urusan.
Kemudian kita hanya bisa menangis pada Sang Jagad Giri Nata,”Ohh... Gusti...! Tolonglah hamba-Mu ini...!” Dan pastinya tokoh jahat Tunggak Jarak tidak akan pernah tinggal diam. Ia selalu dan selalu mengganggu kita. Rumit bukan???
Lantas apa yang harus kita lakukan...???
Sosro Jalmo yang akan membimbing kita. Menemukan sebuah jalan yang tak terdeteksi oleh tunggak jarak kita sendiri. Dan kalaupun tunggak jarak tahu, dia akan kesulitan untuk menghalau kita. Karena dia harus berurusan terlebih dahulu berhadapan dengan Kekuatan Maha Dahsyat dari Asror Yasamkar (Allah Yang Maha Segala-galanya). Sehingga dibalik kesulitan dan kesedihan kita terselip kemudahan dan keagungan.
Dalam banyak kasus, sang Tunggak Jarak selalu mengambil kemudahannya, mencurinya, mengotak-atiknya, mengganti settingannya kemudian mengembalikannya kepada kita lagi. Hingga yang kita rasakan semua kesulitan dan jerih payah kita berakhir dengan jeritan hati, tangisan dan derai air mata. sulit dan tambah sulit.
Makannya looor.....! Raka yang keranjingan ini jika tidak segera dilengserkan hanya membuat hidup kita cepat tua dan mati saja.
Mudah-mudahan , dengan Sosro Jalmo kita hidup lebih baik dalam naungan Sang Hyang Widhi Wasa. Sehingga kita bisa memperbaiki diri dan tampil sebagai Sosok yang bisa manut pandoming urip (hidupsesuai aturan Tuhan) dan narimoing pandum (menerima apa adanya).
Tanpa upaya sadar kita tidak akan pernah bisa dan mampu untuk manut/hidup sesuai aturan pandoming urip dan narimo ing pandum. Jika kita berhasil menjalankan ke-dua ID Card tersebut, maka kita baru bisa mengemudikan mobil super canggih yang bernama “Sangkan Paraning Dumadi”.    
كن صل على محمد – كن صل على محمد
صلى الله على محمد – صلى الله على محمد

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "DENTAWIYANJANU KAWERUH SANGKAN PARANING DUMADI "