PENTINGNYA NIAT DALAM BERSOSRO JALMO
Insya
Allah selama 800 hari kedepan kita masih berada di zona aman. Karena masih di
wilayah Mawas Jagad Alit (manah/konsentrasi di dalam diri). Walaupun kita tidak
sedang Meraga Sukma, kita juga bisa saling bertemu, karena masing-masing
peserta sedang ngepos di bintangnya sendiri-sendiri. Yaaa…! semacam video call
gitulah. Seolah-olah diantara sudah tidak ada lagi pembatas. Ini semua terjadi
karena kecanggihan teknoligi yang dimiliki oleh Bintang ke 6 kita (BintangWenanging Jumenengan). Baru setelah ilmu masing-masing peserta tinggi, kita
bisa bertemu secara langsung di luar zona 8 Bintang. Alias meraga suksma.
Tahap Pertama :
Kita
harus lupa dengan nafasnya sendir walaupun 1 detik? Jika kita sudah lupa maka
aktifitas nafas kita akan bergeser dari Zona Komandan Sadar ke Zona
Bintang-Bintang, sehingga nafas, penglihatan, pendengaran kita akan sirna.
Dalam bahasa umum kita lupa akan segala-galanya dan itulah yang disebut Mati
Raga. Kondisi yang sama seperti saat kita tidur di deltasari. Dan yang ada
adalah Kesadaran dari Komandan Bawah Sadar. Yakni melihat, mendengar,
meraba sudah tidak menggunakan indera-indera lagi yang dikendalikan oleh otak
kita.
Demikian
juga saat kita bermimpi, tidak menyadari bagaimana gerak keluar masuknya nafas,
suara yang masuk melalui telinga (pendengaran), dan penglihatan kita. Tetapi
yang terjadi adalah semua berjalan dengan indra-indera yang berlaku pada hukum
Alam ke-tidak-sadar-an yang ada di wilayah Deltasari yang telah bergeser
sedikit ke Zona Alfa.
Tahap ke dua :
Kita
akan tenggelam / masuk di dalam jiwa kita. Masing-masing personal pasti
mengalami hal-hal atau peristiwa yang berbeda, itu karena perbedaan jiwa-jiwa
dari masing-masing personal tersebut. Oleh karena itu, jauh-jauh hari kami
berpesan kepada Santri-santri Yasamkar untuk menghafalkan rute masuk ke
zona-zona tertentu. Dan melalui rute-rute itulah kita akan masuk ke zona yang
kita inginkan. Sehingga dengan melalui rute yang diulang-ulang tersebut kita
bias mencipta atau benar-benar merasakan kejadian yang kita alami. Contoh, jika
di alam alva ada hujan, maka tubuh kita pun akan kebasahan dan kejadian ini
bukan sebagai sesuatu yang ndilalah (melihat tanpa sengaja).
Sebelumnya,
walaupun kita masih berada di Zona Mawas Jagat Alit, namun bintang ke 6 kita
bisa membuatnya Online (aktif) dan dapat berhubungan langsung dengan Jagad
Ageng (Dunia nyata).
Bahasa
yang tepat adalah : semua dunia luar yang terjadi di Jagat Alit bisa disebut
Gladi Bersih. Karena nantinya saat kita mulai praktik Mawas Jagat Ageng (alam
kenyataan) maka kenyataan yang kita lihat akan terlihat sama persis dengan yang
terjadi di Jagat Alit. Bedanya, di Jagat Alit kita masih aman, karena kita
masih berputar-putar di dalam diri sendiri. Sedangkan saat kita sudah mulai
Mawas Jagat Ageng kita sudah diluar diri.
Tugas
kita saat ini hanya menghafal rute menuju bintang-bintang saja. Supaya nantinya
saat kita mau mencipta (memiliki harapan / cita-cita) bukan lagi sesuatu yang
ndilalah. Dan yang perlu diingat, saat kita sedang meditasi Mawas Jagad Alit, “Jangan
ambil apapun yang ada disana”, karena jika tenaga kinetik anda kuat, anda
mengira sebongkah batu lalu anda congkel. Maka bisa jadi itu adalah jantung
physik anda sendiri. Lhalhalha…. Kelakon jadi penghuni baru Alam kubur beneran
kalau gitu. Oke.
Contoh,
“Jika anda sedang Mawas Jagad Alit, dan melihat anak tangga, maka saya katakan
“belum waktunya” jika anda nekad untuk menaiki tangga tersebut, maka bias
celaka jadinya. Yang penting kita sudah tau rute yang harus kita lewati terus.
Berganti-ganti rute merupakan pertanda ndilalah Akhirnya yaaa dalam kehidupan
nyata bisanya cuma serba ndilalah, dan repot nya lagi, group ndilalah ini
selalu tidak bisa diajak komunikasi jarak jauh.” Maka dengan telaten kita
belajar ber-Sosro Jalmo melalui rute tersebut, Insya Allah satu demi satu akan
terselesaikan dan tercapai sampai finish pelajaran ini.
Contoh mengambil rute yang ajeg :
Pertama-tama
: Duduk kemudian Mulai ber Sosro Jalmo, Terus sedot nafas. Dan pada satu atau
dua tarikan nafas pertama akan langsung mak Pet, semua pandangan jadi gelap
gulita. Terus Komandan Bawah Sadar kita menuju ke bintang-bintang tertentu
dengan menggumakan manah sesuai agenda yang akan di tuju (yang diniatkan). Jadi
dengan satu/ dua tarikan nafas, sudah bisa Mati Raga menuju Raga Sukma.
Maka,
dengan metode penghafalan rute ini diantara teman satu dengan yang lainnya
pasti rutenya berbeda. Semua tergantung niat dan tujuannya serta perbedaan
jiwa-jiwa yang ada pada masing-masing peserta. Targetnya
bulan ini kita harus sudah berada di bintang Wardaya smpai ke 100 hari kedepan. Karena di dalam Kalender Yasmakrian saat sedang berada di posisi Bintang
Wardhaya, maka semua santri-santri yasamkar sedunia saat ber Sosro Jalmo ngepos
di bintang Wardhaya. Sehingga selama setahun full ngepos 8 bintang komplit.
Kalau nggak begini, gak bisa-bisa. Akhirnya Tetep saja di makam “ndilalah”.
Contoh
Rute dari santri yang lain :
Duduk,
mulai ber Sosro Jalmo, nafas dengan metode Talisukma sampai hitungan puluhan
dan terpusat di Wardaya, lalu mulai mengalami suatu peristiwa (mulai dari
melihat sesuatu sampai melakukan sesuatu, seperti naik tangga dan lain
sebagainya) dengan sadar ia sedang bertali sukma tanpa ia cuek dengan badannya
sendiri. Nggak terasa digigit nyamuk ataupun mati sebagian badan. Tapi kalau
ada angin berhembus ia mampu merasakan tapi nggk tau itu angin dari mana,
karena logikanya ia berada di dalam kamar yang tertutup tidak ada angin luar
bisa masuk.
Catatan :
Pada
1 tahun pertama ini kita masih sulit membedakan antara Rute dan Ndilalah. Pada
tahun ke dua nanti, kita harus sudah bisa membedakan antara rute real dan
ndilalah. Karena Ciri-ciri rute (penampakan suatu lokasi) itu bisa dilalui
secara berulang-ulang. Sedangkan ciri ndilalah itu tidak bisa diulangi. Oke.
Monggo
sak longgare njenengan. Tapi yang pasti semuanya setiap hari adalah melatih
rute dan menuju tempat peristiwanya. Itu yang harus dilakukan setiap ber Sosro
Jalmo dan hanya itu yang bisa dilakukan.
Harus
ada niat sebelumnya. Sehingga pada saat kita sudah tidak menggunakan daya otak
kita. Terhadap larangan dan perintah yang ada, diri ini akan tahu apa yang
harus dilakukan. Kita juga akan isa langsung mengenali ini petunjuk atau bukan.
Tapi jika kita tidak ada niat, maka akan banyak hal baru yang membuat kita
bingung dan kehilangan arah.
Contoh:
Saya
niatkan untuk menuju Galih Wiwara Wardhaya. Dan saya akan Manah Angkasa.
Nah itu adalh niat kitasaat sebelum melakukan ritula. 100 hari ini kita msh
Royadhoh/ latihan menemukan nok kita/ rute kita. Kemudian kita mulai Sosro
Jalmo, mendengar nging yang masuks ke telinga, maka Proses entah barap lama
bisa langsung pet. Beberapa menit kemudian kita mulai mengalami fenomena dalam
diri kita menuju Galih Wiwara Wardhaya. Nah jika sudah sampai disini
maka akan banyak godaannya, seakan-akan kita tiba-tiba digeser menuju suatu
dunia lain yang enjoy. Disanalah Kita bisa iketemu dengan pusaka-pusaka dan
sebagainya.
Tapi
jika kita sudaha ada niat dari awal maka Komandan Bawah Sadar akan langsung
menseting kendaraan kita menuju rute yang sudah kita niatkan / target. Dan
godaan-godaan seperti itu tidak akan muncul dihadapan kita.
Di
alam lain, kita bisa bertemu dengan Wali A, B, C dan D adalah sesuatu yang
tidak unggul jika ternyata itu hanya menghambat perjalanan anda menuju
Wardhaya.
Contoh saat bertemu godaan di dimensi lain :
Saat
start saya pasang niat. Aku pastikan tidak ketemu dengan sosok-sosok itu,
Elhoh... Tokoh-tokoh wali 9 muncul semua. Akhirnya, mereka semua satu persatu
saya tangkap dan saya lempar di perapian AMA.
Apakah
saat itu kita menyadari berbuat demikian ? yaa tentu tidak...! gerak yang kita
lakukan itu secara reflek / tiba-tiba. Kenapa bisa? Karena Daya niat yang sudah
kita tata sebelumnya benar-benar mengkontrol perjalanan kita.
Ada
lagi satu peristiwa, saat bertemu dengan sosok sakti yang mengaku Allah... Lalu
tiba-tiba diri ini pun menangkapnya dan menelannya. Jika kita lemah dalam
tauhid, Lemah dalam niat, tentu kita dengan mudahnya akan terkecoh dan
dibelokkan oleh hal-hal yang tidak benar menurut ajaran Islam.
Satu
peristiwa lagi : Sultan Agung Hanyokro kusumo datang. Maka seketika dia
terbakar oleh pandangan kedua mataku, dengan tiba-tiba kedua mataku
mengeluarkan sinar dan menembusnya (membakarnya).
Inilah
pentingnya Niat. Dalam berSosro Jalmo, niat adalah pengendali Energi yang
utama. Maka Energi yang memiliki kecerdasan tinggi dan tenaga adikodrati akan
bekerja dalam niat itu.
Oh
ya... Hampir lupa... saat manah Yasamkarian hari Bumi, jangan di dengarkan
suaranya sebab nadanya sangat rendah dan telinga kita akan menjadi terlalu peka
melebihi suara bernada keras dan Tinggi. Akibatnya telinga anda bisa budheg
beneran. Jadi caranya dcukup dilihat saja. Nantu akan ada tahapan untuk
mendlohirkannya.
JUMENENGAN TEMEN :
Angkasa, 17 Kawignyan 1 Y / 11 Dzul Qo'dah 1439 H/24 Juli 2018 M
Yaa Rozzaq
0 Response to "PENTINGNYA NIAT SEBELUM BER MEDITASI SOSRO JALMO"
Post a Comment