MENYATUKAN CIPTA KARYA KARSA MENJADI SATU TITIK TUJUAN

MENYATUKAN CIPTA KARYA KARSA MENJADI SATU TITIK TUJUAN 
Menyatukan antara Cipta, Karya dan Karsa yang dibungkus dalam Niat merupakan langkah untuk menciptakan Manah, yaitu berdzikir dengan menggunakan hati yang dalam sehingga akal/fikiran tidak berfantasi kemana-mana. 



Silakan dipilih sendiri dalam menggunakan Suluk Rasa Yasamkar ini. Tapi, untuk zaman sekarang Suluk Rasa Yasamkar ini sebaiknya digunakan dan diarahkan untuk kesehatan, kesuksesan bisnis dan kelancaran hidup, yang demikian itu kiranya lebih afdhol.
Jika sudah demikian, terus sampai tubuh ini merasa tebal, tebal, dan tebal sampai tak terasa bahwa kita memiliki kaki, tangan dan sebagainya. Karena pada dasarnya wujud asli produk yang dari sana, seluruh dunia pasti sama, yakni kaki Dan tangan hanya satu, tidak ada tua maupun muda. Semuanya sama, utuh dan sempurna, tak kurang satu apapun. Tidak ada istilah tuli maupun buta, semuanya sempurna. Berbeda dengan produk lokal yang dari sini (di dunia), ada muda dan ada tua.
Setelah tubuh ini merasa semaikn tebal, tetap lanjutkan membaca suluk ini terus menerus hingga morvin otak telah mencair. Pada kondisi seperti ini, kita merasa flay banget (tanpa pengaruh ekstasi). Terus baca suluk hingga kiat sampai pada kecepatan mendekati cahaya.
Setelah sampai disini tentunya tubuh fisik menjadi terurai walaupun masih nampak terlihat oleh kasat mata, akan tetapi tubuh fisik  kita sudah tidak bisa menyentuh benda fisik lagi.
Terus... dan terus..! biarkan lantunan syair itu menyatu pada bagian diri kita hingga sampai pada bagian-bagian terkecilnya. Dan nantinya akan terdengar sayup-sayup suara kita yang kita ucapkan di dalam hati menjadi menggema, dan suara itu berubah menjadi banyak layaknya saat kita berada di dalam goa.


Nah... disinilah Sosro Jalmo sudah masuk kedalam tubuh kita. Dari gema suara tersebut seakan-akan kita sedang membaca suluk secara berjamaah di dalam goa, yang sedang ramai-ramai melantunkan syair tersebut. jika sudah sampai untuk melakukan kontak batin secara audio visual akan lebih mudah, sehingga HP sudah tidak di butuhkan lagi.
Dan jika sudah terlatih bisa seimbang seperti berenang, silakan  fokuskan sedikit niat anda ke arah “Gelap Ngampar / Bledheg Nyamber / Buroq / Al-Barqu / Kereta Kencana” sehingga jalan astral segera terbentuk, silakan lewati saja, tidak apa-apa, dan anda dapat berjalan dengan cepat bagaikan kilat (dapat melipat bumi), akan tetapi kita masih belum bisa melihat kanan kiri. Karena ini bukan suasana gaib dan bukan pula perasaan. Ini adalah real / kenyataan. Maka Yogya Surabaya dapat ditempuh selama 15 menit, 30 menit, 1 jam, tergantung daya kekuatan yang kita pakai.
Hemm... indah bukan....! tapi sayang...! ilmu semacam ini sudah tidak berlaku lagi. Akhirnya kita manfaatkan untuk terhimpunya harta kekayaan, untuk tergapainya cita-cita dan terwujudnya segala asa dan harapan sesuai selera, dengan syarat berharap sesuatu yang bersifat positif dan jangan sampai melanggar syariat.
Demikianlah patraping manah saat laku suluk. (Manah artinya = menata batin, menata diri menata hati, memfokuskan niat menyatukan cipta, karya dan karsa menjadi satu tujuan) dan jangan pernah menggunakan rasa atau perasaan atau bayangan, nggak bakalan sukses.
Rasa, itu hanya untuk memantapkan lelakon saja agar betah dan enjoy. Contoh, kita malas untuk menjadi orang kaya, padahal anak istri serta kondisi setaip saat menuntut untuk itu, akhirnya mau tidak mau kita harus menyukai hidup ala orang kaya, ya.. shoping lah, jalan-jalan lah, dan seterusnya. Naahhh...! disinilah Rasa/ baru dimainkan. Masa, jalan-jalan sambil ngalamun, ya tidak bisa merasakan apa-apa.
Contoh lagi, saya suka bekerja sebagai penjahit, padahal anak-anak butuh dana besar, sedangkan saat ini tidak ada lowongan sebagai penjahit, yang ada adalah kerjaan kantoran. Maka, saat pasti tidak nyaman, karena tidak sesuai bidangnya. Naah..! disinilah rasa harus dimainkan, bagaimana caranya agar kita bisa betah dan nyaman bekerja sebagai pegawai kantoran sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan nikmat. Jadi... Rasa/Perasaan itu hanya untuk menikmati hidup.      
Banyak hal kita dipaksa oleh alam untuk berbuat yang tidak kita sukai, padahal Allah telah mentakdirkan pilihan terbaik bagi kita. Maka saat ini Allah sedang memasang shoftware baru yang berupa RASA, sebuah perangkat lunak yang bisa dimanfaatkan untuk merasakan keadaan disekitar kita atau yang sedang kita alami.
Jadi..! janganlah software yang berupa Rasa ini kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang adikodrati. Bisa-bisa semuanya jadi buyar. Dan akhirnya tidak bisa menikmati hidup.
Contoh, tidak bisa menikmati hidup, harusnya kita menikmat saat kita sedang bersepeda motor dari rumah sampai tempat kerja. Menikmati rasanya naik mobel dari rumah sampai tempat kerja. Menikmati rasanya naik pesawat dari Juanda sampai Sukarno Hatta.  
Karena kita tidak merasakan nikmatnya perjalanan (mungkin tidur) jadi Blass tidak tahu kondisi sepanjang perjalanan, tahu-tahu kita sudah sampai di tempat  tujuan.
Selama di jalan, kita ini malah ngobrol sesama diri sendiri. Sosro Jalmo sedang kacau... Kelihatannya sendirian dan diam, e.. ternyata ngethupyuk omong ra ono entek e... Nah.... Akhire rasa syukur sudah tidak ada lagi. Jika sudah demikian, maka magnet keberlimpahan dan keagungan tidak bisa masuk kedalam diri.
Ini sedikit contoh mempraktikkan Rasa. 3D untuk beberapa saat. Datang - Duduk - Diam. Begitu tiba di warung kopi di pagi hari, langsung ambil Headset sambil menunggu kopi siap saji. Manah Ing Suluk Karahayon kanthi pasrah pol-polan, semendhe marang gusti pol2an, syukur2 sampek mambu gondone energi kita yang harum. Terus Culke tuyule (alat pekerjaan) O... masih bekerja to... Sedikit banyak sudah dijatah oleh Allah, yang penting barokah kelawan basmalah. Terus kopinya disruput.. Terus tinggal santai sambil mendengarkan sayup-sayup suara suluk yang sudah mengikat dengan alam Alva... Hmmm betapa indahnya dunia... Betapa indahnya hidup... Subhanalloh... Ngedhap-edhapi...!!.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MENYATUKAN CIPTA KARYA KARSA MENJADI SATU TITIK TUJUAN "