KISAH KERAJAAN KAYANGAN KASAWENDRAN
Hru Seta Expired sebagai raja Sawendra karena beliau
ingin bertapa dan kursi kerajaan Sawendra dilanjutkan oleh Hru Rekta, juga Expired
karena tujuan yang sama yakni bertapa. Kemudian dilanjutkan oleh Hru Thatit
juga sudah Expired. Kekuasaannya dicopot oleh Hru Rekta sejak ratusan tahun
silam gara-gara kesalahan fatal saat tragedi Perang Aceh.
Kala itu, Kerajaan laut Selatan (LS) menyerang
kerajaan Jin Aceh, dan bala tentara Jin Aceh meminta bantuan pada Kerajaan
Sawendra. Nyai Roro Kidul berhasil dipukul mundur. Dan sejak awal naik tahtanya
Hru Thatit kerajaan Sawendra sangat berhasrat untuk menguasai Laut Selatan (LS).
Maka, dengan adanya perang Aceh ini, adalah kesempatan bagi Hru Thatit untuk
melangsungkan misinya.
Saat kerajaan LS gagal ekspansi dan semua pasukan
dari tiga kerajaan sudah diusung pulang, namun pasukan Kerajan Sawendra masih
terus mendesak mundur pasukan LS hingga merangsek ke dalam kerajaannya dan
malah sudah menguasai beberapa wilayah di kerajaan LS hingga ratusan tahun
lamanya. Dan Nyai Ratu Laut Kidul selalu gagal dalam upaya mengusir para
prajurit Sawendra bahkan mereka semakin merangsek menguasai LS.
Saat itulah, Penguasa LS mengunjungi hutan dimana tempat
Hru Rekta sedang menyepi dan menyendiri. Da pada saat itu Hru Rekta sedang
bersemedi hingga Penguasa LS harus menunggu hingga Hru Rekta bangun dari
bertapanya untuk mengadukan permasalahannya.
Seketika Hru Rekta pulang ke Istana Sawendra dan
mengamuk disana. Sedangkan Hru Thatit
bisa dikalahkan dengan mudah oleh Hru Rekta serta mencopotnya dari
kemaharajaan Kasawendran.
Beliau (Hru Rekta) bersabda “Biarkan kursi kerajaan
ini kosong. Karena Kasawendran akan dipimpin oleh Seorang Raja dari darah keturunan
Prabu Silihwangi yang berbangsa manusia.”
Saat itulah, kemudian beliau bertapa dan tidak
pernah pulang ke Kasawendran hingga ratusan tahun lamanya. Karena di Kasawendran
kosong tidak ada rajanya, maka para prajurit Sawendra yang berada di LS juga
ikut ngambek tidak mau pulang.. Mereka kemudian mendiami area yang telah
dikuasainya, tapi mereka sudah tidak melakukan ekspansi lagi hingga raja yang
dijanjikan oleh Hru Thatit telah dinobatkan menjadi raja mereka, maka mereka
baru mau pulang.
c. Hadiah Emas dari Ratu Laut Selatan
Pada tahun 1993 J.Has Wijayakusuma sukses pertama Meraga Sukma,
dan setiap beliau selalu meraga sukma karena alasan enjoy. Nah... saat itulah,
beliau kesasar di Kasawendran, dan ternyata kehadirannya sudah ditunggu-tunggu
oleh Hru Seta dan Hru Rekta serta Hru Thatit. Dan prosesi Penobatan pun terjadi
dalam kurun waktu 40 malam.
Setelah kelahiran putra pertama J.Has Wijayakusuma
tahun 1994, beliau memerintahkan agar para prajurit Sawendra yang berada di LS
disuruh untuk pulang ke Kasawendran.
Kira-kira dalam waktu sepekan, datanglah sosok
wanita cantik yang mengaku Hj. Maryam Kultsum sang Penguasa Laut Selatan dan
mengucapkan selamat atas penobatannya sebagai raja baru di Istana Kahyangan
Kasawendran. Tak lupa Nyai Hj. Maryam Kultsum berterimaksih atas kebijaksanannya
karena telah menarik mundur pasukan Sawendra yang ratusan tahun menguasai
beberapa wilayah di istana LS. Dan beliau mendapat hadiah Emas dari Hj. Maryam
Kultsum Ratu Laut Selatan sebagai cindra mata.
Mohammad Maghfur Hossen jumeneng noto sebagai Raja
Sawendra yang baru pada tahun 1993 dan berganti nama pada tahu 2012 menjadi J.
Has. Wijayakusuma.
J.Has. Wijayakusuma, menata kerajaan Sawendra yang
sebelumnya hanya ada raja dan rakyat menjadi bebrapa bagian, yaitu :
1.
Raja Hinggil (Raja
Atas) : Hru Seta, yang bertugas sebagai tangan kanan sang raja.
2.
Raja Madya (Raja
Tengah) : Hru Rekta, yang bertugas sebagai Pengurus para Sentana dan roda
kelangsungan Kasawendran.
3. Raja Handap (Raja
Bawah) : Hru Thatit, yang bertugas sebagai pengurus Prajurit.
4.
Raja Alit
Timur (Raja Kecil dibagian timur) : Manggala Subus.
5.
Raja Alit
Barat (Raja kecil dibagian barat) : Manggala Ghisam
6.
Raja Alit
Selatan (Raja Kecil dibagian selatan) : Manggala Jayus
7.
Raja Alit
Utara (Raja kecil dibagian utara) : Manggala Saim
Manggala adalah sebutan
gelar bagi raja-raja kecil di istana Sawendra. Kini, Kerajaan Kasawendran
sedang ditata, biar mereka mengenal harta benda. Sebelumnya, mereka tidak
mengenal apa itu emas atau harta perhiasan lainnya, yang mereka tahu hanyalah jago
dalam berperang.
Perjalanan ruh menuju Tuhan
adalah satu hari, padahal kecepatan mereka rata-rata adalah 300 km/detik. Ini artinya
untuk bertemu dengan Tuhan membutuhkan waktu 70.000 tahun. Padahal saat ini tahun
2018. Jadi, manusia yang meninggal tanggal 1 bulan, 1 tahun juga belum bertemu dengan Tuhan. Maka, yang paling
enak adalah bermimpi, sedangkan bermimpi yang benar itu sangat sangat sulit.
JUMENENGAN TEMEN :
Angkasa, 15 Kawignyan 1 Y / 9 Dzul Qo'dah 1439 H/22 Juli 2018 M
Yaa Qohhar
0 Response to "KISAH KERAJAAN JIN KAYANGAN KASAWENDRAN "
Post a Comment