STRATEGI MEMILIH PEMIMPIN BAGI DIRI SENDIRI

KOMANDAN AKU dalam bekerja. Ia memiliki hukum-hukum sendiri yang tidak tunduk kepada hukum logika KOMANDAN SADAR

Aku memerintahkan KOMANDAN BAWAH SADAR menggerakkan paru - paru jantung, lever, ginjal, splin, adrenal dan seperangkat organ tubuh lainnya tanpa sepengetahuan komandan sadar dan di luar monitor dari komandan sadar, sehingga sampai kapanpun komandan sadar tidak akan pernah mengerti knlenapa demikian dan kenapa bisa begitu. Ini artinya Scope komandan sadar memang sangat kecil. Yakni sebatas panca indera saja. Sedangkan hukum yang berjalan dalam hidup kita dalam banyak hal yang bekerja di luar itu. 

Kenapa rejeki menghampiri kita? Kenapasial mengunjungi kita? Kenapa kemiskinan bersama kita? Kenapa hidupp pas-pasan hadir bersama kita? Kenapa kaya menyertai kita? 

Semua itu berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku pada KOMANDAN AKU, dan KOMANDAN SADAR sama sekali tidak mengerti. Tahunya komandan sadar adalah untuk bisa kaya ya harus bekerja. Lalu orang-orang yang mendewakan komandan sadar lantas bekerja mati-matian, pagi, sore, siang, malam, tanpa henti sepanjang hidupnya, dan ternyata toh juga tetap miskin... Kenapa demikian?


Begitu jguga tentang sakit. Bagi komandan sadar tahunya ya berobat, tapu smpai tua tetep juga stroke? Tetep juga di kursi roda. Kenapa?

Ini disebabkan karena yang berjalan adalah di luar hukum yang berlaku bagi komandan sadar. 

Seharusnya yang bersangkutan Memilih KOMANDAN AKU sebagai Komandan yang mengkomandani hidupnya dan tidak menyerahkan hidupnya di bawah kendali otak sadarnya.

Berikut adlaah langkah-langkah yang bsisa dilakukan oleh Komandan Sadar Bagar bisa mengerti dan menerima bahwa ada wilayah-wilayah dimana ia harus berhenti bekerja dan tidak mencampuri pekerjaan Komandan Aku yang ada pada diri kita.

Sebelum kita menuliskan langkah-langkah yang harus ditempuh. Kenapa pada dimensi di luar kerja otak, komandan sadar harus stop bekerja? Karena jika komandan sadar ikut campur, maka semuanya akan buyar. Apalagi Komandan sadar melepaskan kutukan berupa amarah dan kejengkelan. Sebab semua hasil kerjanya gagal. Dan kita tahu bahwa kegagalan itu terjadi karena menabrak gunung yang telah dibgnnya sendiri.

Contoh kerja otak, jika digarap begini, bida-bisa gulung tikar saya. Kalau begini terus... hancur saya. Ini adalah bangunan gunung hasil karya otak.

Naaah ungkapan-ungkapan semacam ini bgagi komandan bawah sadar adalah sebagai laporan dari bawah yang akan digarap sesempurna mungkin oleh Komandan Aku.

Komandan bawah sadar bekerja tidak berdasarkan pertimbangan, tetapi berdasarkan Perintah Sang Komandan Aku dan laporan yang diajukan oleh komandan sadar.

Kata-kata kita, walaupun ada didalam hati, tetep saja akan membawa efek dalam kehidupan kita.

Dari awal Kanjeng Nabi menganjurkan kita untuk berakhlak mulia, sehingga saat usaha kita sudah mentok maka kita hanya bisa menyerah, "Ya Allah hamba sudah tak berdaya, ini bukan kuasaku, Hanya Engkau yang mampu melakukannya Ya Allah". 

Nah pada kondisi ini, kita pasrah, otak berhenti bekerja dan tidak memberikan laporan apa-apa ke atas, sehingga Komandan bawah sadar kita hanya menerima perintah dari komandan Aku. Dan komandan bawah sadar pasti bisa menyelesaikannya saat berada dalam pengaruh komandan Aku.

Ini pulalah maka Sosro Jalmo menyatakan. "Tak ada Cipta yang tak terwujud".

Saat akhlak kita mulia, kita selalu berpikir positif demi kesuksesannya.

Ingin Bukti, Lakukan saja cukup baca ini pagi hari setelah bangun tidur dan malam mnjelang tidur masing-mading 3X saja:

Silahkan pilih Mantra kehancuran diri yang cocok:

~ " Hidupku berantakan, kpn sukses? " 3x

~ "Aku tdk mungkin bs kaya" 3x

~ "Shalat tetep aja miskin, yang sah shalat, toh juga miskin" 3x

~ "Halaah paling-paling juga gagal" 3x

~ "Gusti Allah Gatheli, wes ngibadah tetep aja nasib gak juga berubah" 3x

~ "Gak kerja yo ndak makan" 3x

~ "Arep kawen? Apa istri mau diksh mkn brongkalan?" 3x

Di atas adalah mantra-mantra bervibrasi tinggi, karena terhubung langsung dengan Gelombang elektromagnetik Sang Iblis. Sangat cepat terjadinya Gunung Besar dalam diri kita sesuai dari makna mantra tersebut.

Lakukanlah, maka bawah sadar anda akan bekerja sesuai laporan yang terkandung dalam Aji Mantrawara tersebut

Catatan :
Selama kita masih meyakini bahwa jika tidak bekerja, maka tidak makan, selama itu pula hidup kita selalu dikendalikan oleh otak bodoh kita. Artinya sampai mati pun kita belum memiliki keimanan kepada Sang Kuasa, karena kita masih bergantung pada selain-Nya.

Perlu di ingat juga bahwa bekerja itu bahasa Arabnya adalah beramal. Beramal/ bekerja itu adalag perintah dari Sang Kuasa dan tidak terhubung dengan lapar/ kenyang, kaya/ miskin. Hukum bekerja sama wajibnya dengan menjalankan sholat. Bedanya, Shalat telah ditentukan gerak geriknya sedangkan beramal/ bekerja adalah bebas gerakannya.

Sebagai orang kantoran atau orang lapangan, tentu beda gerakan kerjanya. Nyetak boto, nyetak kue, ngajar ngaji/sekolah, nyopir itu semua disebut bekerja/beramal dan semua pekerjaan / amalan itu tidak terhubung dgengan kaya / miskin, lapar / kenyang. 

Jika Jiwa Kaya kita yang aktif, maka bekerja sebagai tukang nyetak boto pun juga akan kaya, ini bs dilihat di home industri Bandung Betet. Teman saya khoiru, pencetak boto juga punya Avanza dan direntalkan.

Ada pula, santri PNS senior, anaknya mau kawin baru busa bikin rumah. Apalagi teman-teman di kota besar, mereka bergaji gedhe, tpapi rumah juga belum punya. Hidupnya ngontrak.

Ini semua adalah Contoh bahwa hukum-hukum yang dipakai adalah hukum logika otak dalam takaran otak dan menjadi berbahaya jika otak dijadikan takaran hidup.

Jadi karena obyek dari Sosro Jalmo bidang garapnya adalah jiwa, maka belajar Sosro Jalmo dan mengetahui serta mempraktikan hukum-hukum kejiwaan menjadi tak terhindarkan, terutama di era sekarang ini.

Gambaran keimanan yang dikehendaki oleh Sosro Jalmo minimal adalah seperti saat sang ibu mau melahirkan atau seperti saat kita sedang menunggu istri /kerabat dekat kita yang akan melahirkan / sakit parah yang sedang berjuang melewati masa-masa kitis, Ingat bkn? Pada saat genting seperti ini, kemana otak kita pada saat itu? Otak tak berkutik bukan?

Otak benar-benar tak berdaya dan duduk pada posisinya. Yang ada pada diri sang otak pada saat itu bergerak dua langkah saja "Haruskah di bawa ke bidan / diserahkan ke dokter?" Hanya sampai disini saja kerja sang otak. Dan selebihnya dia mundur dan sekarang Jiwalah yang bekerja, bahkan rela menangis memohon kepada Allah agar kelahirannya selamat dan lancar, agar mertua berhasil melewati masa-masa kritisnya.

Jika ini sudah dipahami, akan kita lanjutkan Satu langkah yang harus dilakukan untuk bsisa bekerja dengan AKU yang ada pada diri kita.

Oke selamat memahami... Perlahan-lahan.... Di resapi, di hayati,...

JUMENENG TEMEN
Surya, 97 Kawignyan 

Yaa Waaritsu
(Yang Maha Pewaris)
Rabu, 4 Juli  2018 M

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "STRATEGI MEMILIH PEMIMPIN BAGI DIRI SENDIRI"