MAKNA SULUK KARAHAYAON BAGIAN 1

MAKNA SULUK KARAHAYAON 1

Dalam kesempatan malam kali ini bertepatan dengan malam Senin tanggal 27 Mei 2018 bertepatan dengan malam ke-12 di bulan Ramadhan, kami akan membahas mengenai makna yang terkandung didalam Suluk Karayahyon I Yasamkariyan. karena begitu pentingnya, sehingga butuh penjelasan yang pas, agar pembaca bisa lebih memahami dan mempraktikkannya demi membantu sesama.
    
ABANG IJO BIRU PUTIH.
TUMANDANGO-TUMANDANGO
TANDANG GRAYANG-TANDANG GRAYANG.
DANDAN-DANDAN JIWO ROGO

 LORO WARAS. MLARAT SUGIH. TUWO ENOM
KANG CINIPTO KELAWAN KUN. KUN-E JIWO ROGO

Abang (merah) adalah pancaran Nur diri yang selaras dengan api, ini kunci dari energi oksigen. Kekurangan warna merah akan berdampak lemahnya physic seseorang. Kelumpuhan dan stroke adalah dikarenakan susunan warna merah dalam tubuh berantakan. Maka pengobatan pengobatan stroke menjadi fatal jika disentor dengan warna biru tanpa adanya penyelarasan warna merah. Akibatnya si penderita strok tersebut dapat bim salabim langsung sembuh seperti sedia kala. Dan beberapa hari kemudian (masksimal enam bulan) langsung tewas. Untuk menghindari kecelakaan maut seperti itu maka terapinya disarankan menggunakan seluruh warna putih.
Perlu diwaspadai dalam pengolahan warna merah ini, dan hanya yang sudah mahir bermain warna-lah yang diperbolehkan untuk melakukan terapi penggunaan aura warna merah ini. Karena energi oksigen damal warna merah ini sangat dominan dalam diri tanpa adanya penyelarasan dengan putih, hanya bikin ngamuk, uring-uringan tanpa sebab dan mengundang angkara murka saja.
Ijo (hijau) adalah getaran Nur diri yang terhubung dengan energi air, sebagai energi dari unsur hidrogen. Bekerja untuk ketercukupan finansial dan kebutuhan duniawi. Apakah berbahaya bagi kehidupan? Ya. Karena warna kelebihan warna hijau ini akan menyedot lawan jenis dan penghambur-hamburan harta. Dalam sekejap harta akan meledak tak terkira banyaknya dan dalam sekejap pula harta itu akan sirna.
Perlu diwaspadai, penggunaan warna hijau tanpa penyelarasan putih akan berdampak kemiskinan pada diri seseorang dan ia akan sulit menjadi orang kaya.  

Warna hijau ini cocok untuk pengusaha dan tentunya tidak cocok untuk kalangan ekonomi menengah kebawah. Karena jika dipegang oleh kalangan menengah kebawah ia hanya mendapat berita duit gedhe-gedhe tapi tidak pernah mendapatkannya. Sedangkan untuk kalangan ekonomi menengah kebawah cocoknya menggunakan senjata yang beraura hitam legam. Seperti penjual prajangan, makelaler dan sebagainya.  
Biru adalah cahaya diri yang bersumber dari unsur tanah, rahasia dan karbon. Meredakan nyeri, rasa sakit dan luka bakar. Getarannya bersifat sangat cepat dan dapat menembus ke tingkat sell. Pengobatan dengan warna Biru ini hanya aman untuk organ-organ keras. Maka, hati-hati untuk pengobatan dengan organ-organ lembut.
Warna biru tanpa keselarasan putih hanya bersifat instan dan menimbulkan petaka saja. Waspadai penggunaan warna-warna buram. Pemahaman yang nol tentang warna sebaiknya jauhi benda-benda bertuah, seperti sebangsa keris dan lain sebagainya.  
Keris yang beraura merah jika bertempat pada seseorang yang selaras dengan warna merah, maka ia akan aktif dan bermanfaat. Cocok untuk scurity, militer dan petarung.
Putih adalah cahaya angin, rahasia dari nitrogen. Sangat aman dipakai untuk apapun, namun efeknya agal lambat. Untuk terapi pengobatan, waran putih sangat cocok untuk segala macam penyakit, karena getarannya sangat lembut. Memang membutuhkan waktu yang sangat lama, mungkin 5-8 bulan, tergantung jenis penyakit yang dideritanya.
Maka, selain dari makna yang tersurat didalam lafal mantra, Mantra Karahayon Yasamkariyan berpotensi untuk banyak kesaktian. Kemasyhuran, komunikasi dengan sosok astral, kesehatan dan kesembuhan adalah bidangnya.
Dari uraian diatas, maka timbul satu permasalahan, yakni kaifiyah. Bagaimana cara menggunakan Suluk diatas agar kita bisa menggunakan dan mengolah seluruh warna yang ada? Jawabnya. Suluk Karahayon diatas hanya cuku dibaca saja, yaitu dengan menggunakan imaginasi, kalau dalam bahasa Arab disebut Dhon (Husnudhon / berbaik sangka), maka yang dibayangkanlah itu yang bakal terjadi. Sedangkan kalau dalam bahasa Yasamkariyan adalah Manah.
Manah adalah, menyatukan Cipta, Karya dan Karsa dalam  satu titik tujuan. Manah pada wirid Wihdatul Alam (WA) dan Sopana dilakukan minimal satu jam, dan bukan didasarkan pada bilangan / jumlah bacaan aurad WA-nya.
Seseorang yang telah mempersiapkan dirinya dengan Sosro Jalmo, untuk komunikasi sangat bagus menggunakan Suluk Karahayon ini. Tanpa Sosro Jalmo, stroom (energi) bisa-bisa tidak dapat muncul gara-gara sumber arus tidak didapatkan.
Sumber arus yang dimaksud adalah komposisi + dan – yang tepat dan sesuai dengan maksud dan tujuan. Tanpa ini, maka akan blunder, energi yang dihasilkan hanya berputar-putar saja. Karena saking jengkelnya, untuksegera mendapatkan niatnya akhirnya ia mengundang Jin Baghdad, namun yang muncul malah Jin Grobogan. Ini adalah ciri doanya tidak terkabul.
Kemudian, setelah pencahayaan Suluk Karahayon Yasamkariyan telah masuk secara sempurna didalam diri, maka akan terbentuklah medan magnet yang luar biasa. Kalau dalam istilah Jawa menyebutnya “Kere iso Munggah Mbale” orang misikin mendadak menjadi kaya-raya. Orang melarat bisa menjadi kaya, Petruk seorang kelas punakawan bisa menjadi Ratu, rakyat jelata bisa menjadi Presiden. Berandal bisa menjadi Pandhito. Dan akan lebih mudah untuk dihinggapi Sang Pulung / Wahyu. Baik Wahyu Cakraningrat, maupun Widhayat.
Karena hakikat adanya seseorang bisa duduk diatas kursi itu karena sudah ada kursinya. Dengan kekuatan  KUN, kita ciptakan tempat duduk itu, entah kita menjadi sebagai apa. Lalu kita bisa duduk antheng dengan KUN bersama dengan tempat duduk kita yang maton.
Dengan demikian, maka hidup akan mencapai pencerahan, berupa keharmonisan, keselarasan, kedalaman ilmu, ketinggian spiritual, ketangguhan sosial, dan kebebasan finansial.
Semoga terwujud. Amin.


Ahad Pahing, 27 Mei 2018 M. / 11 Ramadhan 1439 H. 

Samudera, 59 Kawignyan 1 Y 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKNA SULUK KARAHAYAON BAGIAN 1"