BERGANTINYA
PULUNG PALAMA MENJADI PULUNG YASAMKAR
Pulung Yasamkar resmi berdiri menggantikan Perguruan
/ padepokan Langit Asta Musthika Alam (PALAMA) pada tanggal 11 September 2017 M.
di Yogyakarta.
Pulung Palama yang memiliki karakter Shabar ini berganti pula menjadi Yayasan Perguruan
Samkarya Macan Sabantala (YASAMKAR) yang memiliki Pulung berwujud Petir.
Sejak tanggal 11 September 2017 kemudian ditetapkan
penanggalan Yasmkariyan tanggal 1 Manggala 1 Y. Sebagai acuan wirid
santri-santri Yasamkar yang setiap harinya membaca Aurad Asma’ Allah Al-Husna
dengan mengacu pada kalender ini.
saat ngopi di warung bersama Mbah Slamet bercerita
tentang kehebatan Ki Ageng Selo yang konon katannya kondang sebagai penangkap
petir. Sejak saat itulah dalam benakku muncul kebencian terhadap beliau. Ya
Allah...! Kebencianku kepada Ki Ageng Selo tak beralasan.
Malam harinya saya berniat untuk mengadakan ritual
dan menemui Pulung Yasamkar. dan disana saya bertemu dengan Mustikha Petir dan
saya pun bertanya kepdanya. “Benarkah dulu Ki Ageng Selo memang benar-benar bisa
menangkapmu (petir)?”
Dia bilang “Tak ada satupun makhluk yang bisa
menangkapku. Semua akan hangus olehku”. Selesai sudah, mau tanya
apalagi, lha wong jawabnya seperti itu.
Aku masih kurang puas. Lalu aku pun pulang ke Kasawendran,
dan hendak menemui Hru Thatit. Tapi syukurlah, ternyata Hru Rekta yang ada disana
sedang istirahat dan memandangi Fotoku yang terpajang di sana.
Aku bertanya kepada Hru Rekta mengenai Ki AgengSelo. Kemudia dia berkata “Mmmm...! Orang Keturunan Majapahit itu toh. Yaaaa...!
Ki Ageng Selo, orang yang tulus, suci, tapi disini tidak ada catatan bahwa dia
mampu menangkap petir. Itu hanya saloka katanya. Bahwa kesuciannya, kebersihan
hatinya mampu untuk tidak terkecoh dengan suara sumbang di kanan kirinya”.
Mendengar jawaban dari Hru Rekta itu, aku pun
lega dan beranjak shalat di Kasawendran dan memimpin jamaah bersama beberapa
petinggi keraton dan para sentana disana. Kemudian kami bersama-sama membaca
wirid Wihdatul Alam (WA).
Satu lagi, ada banyak hal di tanah Jawa ini yang
memanfaatkan Filosofi agung para Dyah (Ulama') untuk kepentingannya sendiri.
Contoh banyak Jin Kelaa Kroco yang mengaku sebagai Semar, Gareng, Petruk dan Bagong,
yang mana mereka tidak sakti sama sekali. Selalu dan selalu mereka mencari
pengikut dari bangsa manusia.
Pernah beberapa kali Jin kecil yang mengaku-ngaku
sebagai Eyang Semar. Ia mencoba mencuri pengikut dirumah penduduk Kasawendran. Dia
dibiarikan saja oleh penduduk setempat, biarkan saja dia mencuri dan tidak bisa
keluar dari Kasawendran hingga detik ini dia masih di penjara disana. Tapi anehnya,
masih saja ada jin-jin darat yang mengaku-ngaku sebagai semar lagi.
Jum'at Kliwon, 25 Mei 2018 M. / 9 Ramadhan 1439 H.
Angkasa, 57 Kawignyan 1 Y
0 Response to "BERGANTINYA PULUNG PALAMA MENJADI PULUNG YASAMKAR"
Post a Comment