SEJARAH DUPLIKAT KERIS SENGKELET KARYA EMPU SUPO
BY : J.Has. Wijayakusuma
Pengantar : dapur Kyai Sengkelet tentu tangguh, kuno dan berbeda dengan dapur-dapur keris Zaman Now. Gaya PB 12-an. Dapur nom-noman dan Sangat Ganteng tentunya.
Sejarah Sengkelat : Keris Kyai Sengkelat termasuk jenis Keris Salah Produk, sama dengan Keris Betok karya Ki Joko supo. kedua Keris tersohor di Bumi Jawa yang salah Produk
1. Keris Kyai Sengkelat karya Mpu Supo
2. Keris Betok karya Ki Joko Supo ( Putra Mpu Supo dari Putri Raja Blambangan)
Kedua Keris Samber Nyowo di bumi Jawa karena bercampur Bahan Buruk berupa Meteor. Meteor, dalam bahasa perkerisan disebut Besi Walulin seperti Keris karya Empu Gandring yang telah memangsa 7 turunan. Keris yang dari Keraton Solo. Bukan campuran meteor, tapi sengaja di buat dari bahan itu oleh Sang Raja Kala itu. Padahal sang Empu telah menolak membuatnya, namun tetap dipaksa. Wal-hasil Ratusan Ulama tewas oleh keris itu. Gara-gara sang Raja yang Pro Belanda.
Oke Fokus Ke Keris Kyai Sengkelat yang tanpa Nama oleh Sang Pembuatnya baik Kanjeng Sunan Ampel maupun Cantrik beliau, yakni Kang Supo. Kala itu belum menjadi Empu Beneran, tapi sudah jago dalam Ngempu, (membuat kerajinan keris)
Kala itu Kang Supo Kepengin memberikan hadiah berupa karyanya yakni sebilah Keris kepada Romo Gurunya, yaitu R. Ahmad Rahmat Kanjeng Sunan Ampel.
Pada saat yang sama Kanjeng Sunan Ampel yang masih kearab-arab-an ingin memberikan simbol Islamisasi Jawa dengan sebilah Pedang. Maka, dipanggillah Supo untuk menghadap kepada sang Romo gurunya dan disampaikanlah keinginan sang Guru kepada Supo.
Berbulan-bulan lamanya, Kang Supo menunggu bahan besi dari Kanjeng Sunan, dan berbulan-bulan pula Kanjeng Sunan Ngampel menunggu pedang hasil karya Supo.
Sama-sama menanti dalam waktu yang lama, akhirnya maksud hati ingin betyanya. Lho Lhah... keduanya sama-sama kompak. Masing-masing saling bertanya. Ternyata Judulnya sama-sama menati. Jiach.... Jadi disini terjadi kesalah-paham-an antara kanjeg Sunan Ampel dengan Empu Supo.
Singkat cerita, Kanjeng Sunan Ampel berkata kepada santrinya kang Supo, “Oke deh Supo...! Tak carikan bahannya, saya tak pergi ke barat dulu...”
Sebagai seorang jawara pilih tanding, Bumi bagi Kanjeng Sunan Ampel hanya sebesar genggaman tangannya. Poll Sangat Sakti pokok e... Tak lama menunggu, Kanjeng Sunan Ampel memberikan sebuah besi kepada Kang Supo dan berkata “Adanya besi seperti ini... bagaiamana...???”
Kang Supo terheran-heran saat mengamati besi yang kini ada di tangannya. Kanjeng Sunan Ampel bilang, “Dulu besi ini digunakan oleh Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ untuk menggembala kambing.” Setelah mendapatkan besi itu, Kang Supo pun mohon diri dan pulang untuk segera membuat Pedang sesuai Pesanan Romo gurunya. Kemudian mulailah Kang Supo mempersiapkan pengapian.
Saat menunggu perapian menyala dengan maksimal, tiba-tiba Empu Supo mendapat ide. “Lha... eman banget... Bahan besi sebagus ini hanya dibuat untuk Pedang...?
Akhirnya tanpa Pamit Romo Gurunya, dia pun banting setir, berganti haluan dan mulailah membuat sebuah Keris Idamannya yang telah bertahun-tahun ia ingin memberikan Cindera Mata kepada Sang Guru tercinta.
Hari demi hari, minggu demi minggu pun berganti dan jadilah sebuah Tangguh yang luar biasa sempurna. Dengan sangat bangga, beliau akan serahkan cinderamata itu kepada sang Guru. Kang Supo pun menghadap Romo Guru dan mempersembahkan karyanya kepada Kanjeng Sunan Ampel.
Betapa terkejutnya Kanjeng Sunan dan betapa kecewanya Kanjeng Sunan melihat Keris itu. Beliaupun menghela nafas panjang.... “Hmmm piye karepe santri kiyi?” gumamnya. Akhirnya beliaupun ndudut (mencabut) Keris itu dari Sarungnya. Betapa terperanjatnya beliau, begitu melihat bilah keris yang luar biasa bugusnya. Kekecewaanpun hilang berubah wujud menjadi takjub dan kegirangan. Lego dan lego poll... (hatinya sanat lega).
Kanjeng Sunan Ampel pun beranjak berdiri dan mengerahkan seluruh daya kesaktinya sambil mengangkat Pusaka itu tinggi-tinggi ke langit dan bersabda:
"Aku rela Keris ini jadi tanda Islam di Jawa"
"Aku rela Keris ini jadi tanda Islam di Jawa"
Bumi jawa pun terguncang dan bergembira. Kemudian menyala terang memancarkan nurnya dan terhubung dengan Sang Keris yang sedang di Angkat oleh Kanjeng Sunan. Cukup Ritus Simbolisasi Terhadap Keris tersebut akhirnya. beliau meminta Kepada Kang Supo. Agar dia memberikan Keris itu kepada Raja Majapahit.
Di sinilah kemudian Awal karir Kang Supo menjadi Ki Lurah Empu di Lingkungan Kerajaan Majapahit. Setelah dinobatkan secara resmi oleh Raja sebagai Ki Lurah Empu. Hmmmm luar biasa. Seorang Guru yang selalu mempertahatikan Muridnya ditengah-tengah dakwahnya yang kelak Empu Supo akhirnya bergelar Sunan Sedayu. Setelah mendapat tanah perdikan di sedayu.
Terakhir karir Mpu Supo dalam dunia pakerisan adalah Beliau membuat Keris Nagasasra bersisik seribu emas untuk menangkal Berlarut-larutnya Perang Paregreg antar kerabat dalem Majapahit. Sehingga sukses. Paregreg hanya berlangsung selama 3 tahun saja. Padahal dalam petunjuk sang penasehat Raja, Paregreg akan terjadi berpuluh-puluh tahun dan Majapahit akan banjir darah. Namun betkat Keris Nagasasra bersisik seribu emas itu, banjir darah pun dapat diminimalisir.
Jadi, Keris Nogososro bersisik seribu emas (Keris dengan seribu naga) adalah digunakan oleh sang Raja untuk menolak seribu bencana.
Jadi kesimpulannya, tidak ada Keris Kanjeng Kyai Sengkelat kok Plakrakan turut Kuburan.
Jadi kesimpulannya, tidak ada Keris Kanjeng Kyai Sengkelat kok Plakrakan turut Kuburan.
Adanya kyai Sengkelat tiba-tiba berjumlah banyak adalah karena adanya Kasus Pencurian terhadap Keris Kanjeng Kyai Sengkelat yang dilakoni oleh Raja Blambangan kala itu. Akhirnya Empu supo ditugasi oleh Raja Majapahit untuk mencari sengkelat buatannya sendiri. dan beliaupun berangkat mencarinya, mulai dari ujung kulon jawa sampai Blambangan dengan menyamar banyak nama. Maka dengan menggunakan banyak nama tersebut, seluruh keris buatan beliau-pun banyak pula namanya, khususnya di tanah Jawa ini.
Saat Ki Supo berada di Blambangan, beliau mengetahui bahwa Kyai Sengkelat ada disana dan Sang Raja Blambangan meminta agar Keris Kyai Sengekelet itu diduplikasi. Khawatir dicurigai, maka Empu Supo membuat cerita palsu kepada Raja Blambangan. Bahwa Keris ini sangat sakti, maka pembuatan diplikasi keris ini tidak bisa dibuat di darat. Dan beliau meminta agar dibuatkan kapal sendiri ditengah-tengah laut. Dan para prajurit keraton cukup mengawasinya dari kejauhan.
Disinilah Empu Supo mulai membuat duplikatnya. dan keris Prototype perdananya (Kyai Semngeklet yang asli) dibawa oleh beliau dan beliau berpesan kepada telik sandi Majapahit bahwa Sengkelat sdh ada di tangan Empu Supo.
Ratusan duplikat Sengkelat yang sama persis dibuat oleh Empu Supo. Sukses misi Raja Blambangan, dan Empu Supo di beri hadiah putri Blambangan yang saat hamil tua, mpu supo hrs kundur (pulang) ke Majapahit.
Beliau berpesan, “Jika anak ini lahir perempuan beri nama bebas, dan jika lahir anak laki-laki beri nama Joko Supo dan ini ada bekel besi racikan typologi Supo, tunjukkan kepadaku saat dia ingin menemuiku”. Dmikian pesan Empu supo kepada Raja Blambangan.
Nah...! setelah Joko Supo dewasa dan bersama biyungnya, mereka berangkat ke Majapahit dengan berbekal bukti besi aji tersebut. Dasar anak Empu yang memiliki kemampuan dasar pijet besi panas. Maka, untuk mengisi waktu dan menghibur diri, di tengah-tengah perjalanan sambil memijit-mijit besi racikan tersebut hingga jadilah keris Bethok. Satu-satunya keris yang dibuat dengan cara dipijat.
Akhirnya sampailah mereka ke Majapahit dan berkumpullah mereka menjadi rumah tangga yang bahagia.
Demikianlah tadi sedikit cerita muncul Keris Sengkelat duplikat.
Jadi Keris Sengkelat Induk tetep aman dan terpelihara secara turun temurun.
Jadi Keris Sengkelat Induk tetep aman dan terpelihara secara turun temurun.
Lha keris Resmiku adalah Kanjeng Kyai Panglawung dengan ciri-ciri :
a. Tangguh Nom2an
b. Panjang 40 Cm
c. Sogokan
d. Pijetan
e. Rondo Tunggu dunyo
f. Gonjo Wilut Kinatah Emas 10 gr Emasnya.
g. Lambe Gajah
h. Pamor Ron Pakis
Pada Gonjo, terlukis pamor Sekar Anggrek, niru typologi Keris instruksi Kanjeng Sultan Agung Hanyokro Kusumo kala itu.
Dan satu lagi kekhususannya, ada kedokan 3 jari tengahku di badan Keris bagian Belakang. Keris kanjeng Kyai Panglawung sebagai maskot Yasamkar dibuat pada tahun 2005. Sebelum munculnya ilmu Sopana Yasamkar (sekedar iklah xixixixi).
Bisa diduplikasi, bagi yang minat harganya 40 jt rupiah saja. Demikan sekedar iklan nggih.... Sekali-kali saya iklan Keris Ageman Pribadi sebagai Wong Kasawendran. Postingan keris ini hanya copyan-nya saja, yang indukannya aman di Kasawendran. agar aman dan tidak digondol oelh mbah kenyung, sebab orang ini kondang kaonang-onang tukang nggondolan soale.. wkwkwkwk.
JUMENENGAN TEMEN
Kartika, 72 Kawignyan 1 Y Sabtu Kliwon, 09 Juni 2018 M/24 Ramadhan 1439 H.
YAA MUAKHKHIRU
0 Response to "SEJARAH DUPLIKAT KERIS SENGKELET MILIK EMPU SUPO "
Post a Comment