CARA MANAH INTI HARI-HARI YASAMKAR


CARA MANAH MEMASUKI INTI ANGIN DAN HARI-HARI YASAMKAR LAINNYA

Sepertinya dialog dengan Santri Sosro Jalmo 2018 wilayah Jatim perlu di share disini nggeh:... Begini lho lorrr, biar kita nggak kalah sama orang-orang zaman dulu.

Mbah Wali zaman dulu tidak pernah memberi tahu kepada para santrinya “Disini lho tempatnya angin!!! Disana lho tempatnya langit... dan seterusnya” Artinya santri zaman dulu harus mau berusaha sendiri untuk mendapatkan jawabannya dan menemukan letaknya. Biarkan energi kita yang membimbing kita untuk menuju kesana.


Enak betul Guru zaman old, hanya memberikan gambaran tanpa ada jawabannya, dan sang santri harus bisa menemukan jawabannya sendiri. Sedangkan Guru zaman sekarang, tugas guru adalah ”Memberi pertanyaan sekaligus kunci jawabannya".

Apakah ini karena sudah zamannya ataukan karena lualitas dari santri-santrinya yang sudah menurun?

Kita sudah sering mendengar istilah “Susuhe Angin / tempat / pusat / muaranya angin”. Namun apakah kita mengerti tentang kalimat itu?

“Saat kita manah tanpa tahu susuhe Angin, terus bagaimana kita manahnya? Iya tempat kita manah saat hari Maruta tujuan kita itu kemana? Makanya untuk sampai kesana kita harus bisa menggraji angin. Kalau tidak bisa menggraji Angin Yaaa susah untuk memasukkinya atau menguasainya.

Kemarin kan sudah saya kasih bocoran, bahwa untuk bisa masuk kesana antara lain dengan memejamkan mata 3x... masih Ingatkan???

Naaah... Kalau sudah tahu dan sudah dapat memegang susuhe angin, apakah kita bisa mengandalikn angin tersebut..?

Jawab: Nyatannya Njeng Nabi Sulaeman bisa bepergian dengan menaiki angin (terbang). 

Ilmu Segoro Bayu Bajra adalah suatu ilmu untuk dapat mendayagunakan Angin juga. Rahmat Purnomo dan Mohamad Dawam saat uji Aji Segoro Bayu Bojro, ditengah sawah berdua dan matek aji itu... Angin seperti puting beliung pun terjdi. Dia kebingungan malah sampai menangis. Karena angin gila-gilaan yang datang, menggoyang seluruh pepohonan di permukiman sekitar sawah. Yang dia ingat, angin berhenti Mak Slep... Dia ingat Allah, Rosul dan gurunya... Sambil meneteskan air mata penuh dengan koplok tak mampu untuk berdiri. Sekletika angin seketika berhenti.

Ini contoh kecil dalam mendayagunakan kekuatan angin. Dan diceritakan kepada bapaknya yang ahli kebathinan.... Bapaknya bilang, suruh melepas gurumu saja, ilmu sangat berbahaya, yang bisa menguasai ilmu seperti itu disini hanya Mbah Rosyid.

Rahmat Purnomo bercerita, bahwa gurunya adalah Guse.... Terus nggak jadi melepas ilmunya, karena keluarga mereka semua berkiblat ke keluarga kami. Ini kisah kecil”.

Intinya semua ilmu kadigjayaan itu bukan berbicara berapa kali mantra di baca, tetapi seberapa mampu seseorang bisa manah. Artinya seberapa lama kita beristiqomah dalam menjalani sebuah lelaku. Maka dianggap salah jalan (lebih tepatnya masih proses) jika kejebur di ilmu Roso.

Roso, belum tentu bisa manah, trtapi kalau sudah manah jelas sudah melintasi Zona Roso. Ngoten mbah.

Pada intinya, semua hari itu memiliki inti / susuh/ Memiliki Penguasa / Memiliki indukan. Sama dengan Serat Sastra Jendra (Al-Qur’an), indukannya adalah Surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah indukkannya adalah Basmalah, Basmalah indukkannya adalah lafal Allah, lafal Allah indukkannya adalah huruf Ha’. Lha kemudian dimanakah tempat Indukannya Hari-hari dalam Yasamkarian itu?

Ciri-cirinya adalah : Segarang apapun dia, sebuas apapun dia, sepanas apapun dia, namun jika anda berada disitu yang terjadi adalah: "Hati merasa Nyaman. Anda merasa dipertuankan / dihormati, dilayani seperti layaknya seorang Raja. Tidak ada 7 bunga iblis yang muncul disana. Yang kerap kali muncul adalah “Perasaan Kasih sayang pada diri kita”. Sehingga saat tindakan keras harus diciptakan, maka disertai dengan Kasih Sayang dan kelembutan pula, bukan disikapi dengan amarah."

Oleh karena itu saat Melindu Jati, misal melihat keadaan parah di alam ini. Kita marah-marah. Namun begitu manah, amarah harus stop, karena kita pasti tidak bisa masuk ke singgasana Hari. Maka saat melindujati pun harus dengan perasaan yang penuh kasih sayang.

Sehingga begitu bencana terjadi dan melindas banyak komunitas, yang terjadi di hati mereka adalah Perasaan sadar dan mengingatkan serta tidak muncul kebencian kepada mereka. Itulah tujuan utama lindujati.  Bukan untuk mencelakai, tetapi untuk mengingatkan. Oke...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "CARA MANAH INTI HARI-HARI YASAMKAR"