MENGGAPAI CINTA ALLAH
Kang Amar, berdoa kepada Allah ﷻ agar di beri uang banyak. Maka, dia berbenah diri, melakukan upaya suci, baik suci tempat, suci pakaian maupun suci niatnya. Kang Amar melakukan upaya-upaya tersebut agar Allah ﷻ Ridlo. Maka dia melakukan segala sesuatu agar Allah ﷻ Meridloinya. Ia berusaha memposisikan dirinya sebagai seorang hamba yang sedang berbuat sesuatu kepada Tuhannya. Berusaha membangun keikhlasan dalam dirinya, dalam berbuat, ia buktikan dengan bersuci, baik tempat maupun niatnya. Ia berusaha mengikuti aturan berdoa sesuai niat yang jelas, lurus, suci, yakni untuk meminta uang.
Sedangkan Kang Burhan, berdoa kepada Allah ﷻ, tidak meminta apa-apa. Karena dia yakin bahwa Allah ﷻ Maha Tahu, Mengetahui apa yang diinginkan oleh hamba-Nya. Kang Burhan berdoa sekenanya, tidak ada upaya khusus agar Allah ﷻ Ridlo terhadap dirinya dan memposisikan dirinya seolah-olah Allah ﷻ adalah satpam bagi dirinya. Allah ﷻ dipaksa untuk mengerti kemauannya dan mengetahui keinginannya. Sehingga ia tidak perlu lagi menyebutkan keinginannya,sehingga Allah ﷻ diposisikan layaknya pembantunya. Allah ﷻ diangap sebagai anak buahnya yang harus menuruti semua keinginannya.
Contoh diatas adalah wujud dari dua sikap yang berlawanan. Semoga kita bisa berdoa layaknya Kang Amar, yang dengan gigih membangun keikhlsan dalam berdoa. Ikhlas itu artinya suci dari noda, tulus sesuai kebutuhannya dan lurus dalam beradab kepada Sang Khaliq ﷻ. Sehingga sikap Kang Amar benar-benar memposisikan dirinya sebagai seorang hamba dan Kang Amar benar-benar memohon dengan penuh harap.
Sedangkan Kang Burhan, tidak ada keikhlasan sama sekali, berdoa seenaknya. Ikhlas itu suci. Ikhlas itu tulus. Ikhlas itu lurus atau benar.
Maka wajar, jika kemauan Kang Amar dapat terwujud sedangkan keinginan Kang Burhan tidak terwujud, bahkan selalu gagal, berefek buruk dan tidak berkah. Dan akhirnya dalam kehidupan nyata. Kang Amar tampil ap adanya. Sedangkan Kang Burhan berlaku seolah suci, hanya gara-gara dia merasa benar bahwa tindakannya kepada Allah ﷻ adalah sesuatu yang benar. Padahal dia lupa bahwa, tidak ada satupun upaya baginya menuju ke-Ridlo-an Allah ﷻ.
Cinta Allah kepada hamba-Nya dibuktikan dengan perintah. Allah ﷻ memerintahkan kita agar berdoa kepada-Nya, ini karena Dia ﷻ Tahu bahwa manusia sangat membutuhkan untuk berdoa. Dengan penuh Kasih. Allah ﷻ berfirman “Ud’uuni Astajib lakum” (Berdoalah, maka Aku akan mengabul doa kalian).
Allah ﷻ memerintahkan kita sholat, Dia ﷻ Tahu bahwa hamba-Nya butuh dengan sholat. Allah ﷻ Berfirman “Asholatu tanha ‘anil fakhsya-iwal munkari” (Sholat itu dapat mencegah kenumkaran).
Kesatuan gerak physik, pikiran dan energi diri sebagai bentuk penegakan panji-panji kemanusiaan, sebagai simbol-simbol sifat Kinasih (Ar-Raham & Ar-Rohim) Tuhan. Kemudian, apakah Allah bertepuk sebelah tangan akan Cinta-Nya kepada kita? Sangat tergantung bagaimana tanggapan kita. Dia ﷻ telah memposisikan terlebih dahulu sebagai Al-Waliyu (Sang Kekasih) bagi kita. Hingga derajat Kewalian-Nya (Al-Waliyyu) berarti sebagai pelindung bagi kita. Kemudian, apakah kita siap untuk menjadi wali / kekasih bagi Dia ﷻ ?
Dia ﷻ sejak awal telah membuktikan bahwa Dia ﷻ adalah Wali (Kekasih) bagi kita. Dia ﷻ cukupkan segala kebutuhan kita. Pertanyaannya sekarang adalah, Siapkah kita menjadi Wali (menjadi kekasih) bagi Dia ﷻ? Sampai-sampai demi kita (Bani Adam) Dia ﷻ menyatakan dalam Serat-Nya (Al-Qur’an) bahwa Dia ﷻ tidak malu menciptakan nyamuk (Innalloha laa yastahyi an yadhriba matsalan maa ba’udhotan famaa faoqohaa...) kemduian Dia ﷻ juga menciptakan Muhammad ﷺ sebagai teladan bagi umat manusia dan seluruh alam (rahmatan lil ‘alamiin) dalam urusan apapun.
Maka hendaknya kita tidak perlu memplintir-plintir tentang Wali Allah ﷻ wali Allah ﷻ tidak harus seseorang yang Alim dalam ilmu agamanya. Ta[i wali Allah ﷻ itu berragam profesinya. Yang kesemuanya itu akhirnya mereka (Auliya’) mendapat Cinderamata dari-Nya ﷻ berupa Anugerah-Anugerah kemudahan dalam menjalani hidupnya. Sebagai pahala (Cinderamata) yang tak pernah terlupakan hingga ajalnya tiba.
Mari....! di bulan yang suci ini, jangan sampai Cinta Allah ﷻ bertepuk sebelah tangan. Mari kita sambut Tepukan tangan Allah ﷻ (Cinta Allah ﷻ) untuk dengan menjadi Kekasih-Nya.
Mari...! kita bersama-sama mempersiapkan diri sebagai Kekasih-Nya. Namun apa boleh buat, seluruh Cinta-Nya Allah telah direbut oleh Dia yang berama Muhammad ﷺ. Dia (Muhammad ﷺ) adalah sosok manusia superior yang membuat Allah ﷻ tergila-gila kepadanya. Kita bisa-bisa tidak kebagian (mendapatkan jatah) apapun dari Allah ﷺ gara-gara ulahnya (Muhammad ﷺ) semasa hidupnya yang menyedot seluruh Cinta-Nya ﷻ kepada makhluk-Nya ﷻ. Maka, cara tercepat untuk menjadi Kekasih-Nya adalah dengan merebut Muhammad ﷺ dari-Nya ﷻ. Dan tidak aada cara lain untuk merebut Muhammad ﷺ kecuali dengan bersholawat kepadanya (Muhammad ﷺ) dan meneladani akhlaknya ﷺ.
Maka dari itu, Gema Basmalah Yasamkar, kita menyebut Nama Allah Yang Maha Segala-galanya dan menebarkan sholawat kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ Nabi tercinta-Nya. “Bismillahi Yasamkar, Sholli ‘ala Muhammad”.
Maka tidak penting bagi kita apakah kita mencintai Allah dan Rasul-Nya? Yang terpenting adalah bagaimana Allah dan rasul-Nya mencintai kita.
Semoga dengan basmalah yasamkar, kita bisa merebut Cinta Allah dan Cinta Rasul-Nya, yang berarti kejayaan dan kesuksesan selalu tercurahkan bagi kita. Amiin.
JUMENENG TEMEN
Maruta, 74 Kawignyan 1 Y
بسم الله يسمكر صل على محمد
Senin Pahing, 11 Juni 2018 M/ 26 Ramadhan 1439 H.
YAA AKHIRU
0 Response to "BERUSAHA UNTUK MENDAPATKAN CINTA SEJATI"
Post a Comment