RANTAMAN WIRID WIHDATUL ALAM (WA) 02
Aurad Wihdatul Alam ke-2 atau sering disebut dengan “Manunggaling Jagad” merupakan tingkat lanjutan dari Wirid Wihdatul Alam ke-1 adalah rangkaian bacaan wirid Kalimat Thayyibah yang terdiri dari istighfar dan doa-doa pilihan lainnya. Wirid ini hanya bisa berfungsi dengan maksimal jika sang pelaku sudah menguiasai ilmu Sosro Jalmo (Sedulur Semilyar satu pancer) Sebuah ilmu lanjutan dari Sedulur papat Lima pancer.
Perlu diingat, bahwa mewiridkan atau mengamalkan aurad WA ini harus tertib, artinya harus urut sesuai nomor, dan tidak boleh kebolak-balik, karena efeknya sangat berpengaruh pada kehidupan anda. Namanya juga Wihdatul Alam / dalam bahasa jawa disebut manunggaling jagad. jadi saat kita ber-WA harus tertib.
ada 17 tingkatan dalam aurad Wihdatukl Alam (WA) ini, namun untuk semnetara admin hanya baru bisa mengeposkan tingkat yang ke-2. Dan selanjutnya menunggu komando dari Empunya. Ciri Khas dari wirid Wihdatul Alam (WA) ini dari urutan pertama hiungga akhir pasti ajeg, yakni :
1. Dua kalimah Syahadat dan Talbiyah
2. Istighfar, (mengikuti tingkatannya)
3. Sholawat, (Sesuai tingkatannya)
4. Tahlil, (Sesuai tingkatannya)
5. Hauqolah, (Sesuai tingkatannya)
6. Hamdalah / Puji Syukur.
7. Doa. sebagai penutup, ini bebas sesuai hajat masing-masing.
Berikut Aurad Wirid Wihdatul Alam 02 :
1. أَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمِ, الَّذِى لَايُحِيْطُهُ الْـمَكَانُ, وَلَا يَشْتَبِهُ عَلَيْهِ
الزَّمَانُ, مُـــكَوِّنُ اْلأَمْــكِنَةِ وَاْلأَزْمَانِ.
2. رَبِّ
اغْفِرْلِى وَهَبْ لِى مُلْــكًا لَا يَنْبَغِى لأَحَد مِنْ بَعْدِىْ, إِنَّكَ
أَنْتَ الْوَهَّابُ
3. اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُــأَلِّفُنِى بِـهَا مَالَمْ أَكُنْ
أَعْلَمُ, وَتَرْزُقَنِى بِـهَا مِنَ اْلأَرْزَاقِ, وَتَجْعَلُنِى بِهَا مِنَ الْفَائِزِيْنَ
الْـمُفْلِحِيْنَ.
4.
اللهُ اللهُ اللهُ رَبُّنَا اللهُ. رَبُّنــَا
اللهُ الْــكَافِى لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ. لَا إلٰهَ إلَّا هُوَ اْلأَوَّلُ
وَاْلآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ, لَا إلٰهَ إلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّوْمُ لَا إلٰهَ إلَّا هُوَ.
Artinya :
1. Hamba memohon ampunan kepada Allah, Dzat Yang tidak terikat dengan ruang dan waktu, Dzat yang menentukan ruang dan waktu.
2. Ya Allah...! ampunilah hamba, dan limpahkanlah kepada hamba kekuasaan yang tidak patut / tidak pantas bagi satupun sesudah hamba. Engkaulah Dzat Yang Maha Pemberi.
3. Ya Allah. Limpahkanlah rahmat kepada nabi Muhammad ﷺ, dengan bacaan sholawat tersebut limpahkanlah kepada hamba dengan menundukkan / memberikan / menguasakan sesuatu perkara yang belum hamba ketahui. Dengan bacaan sholawat tersebut limpahkanlah kepada hamba rizki diantara beberapa rizki. Dengan bacaan sholawat tersebut jadikanlah hamba sebagai (bagian dari) orang-orang yang beruntung
4. Alloh, Alloh, Alloh. Alloh Tuhan kami Dzat Yang Maha mencukupim, tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada Tuhan selain Dia Dzat Yang Maha Awal dan Maha Akhir, Dzat Yang Maha Lahir dan maha Batin. Tidak ada Tuhan selain Dia, Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Mandiri. Tidak ada Tuhan selain Dia.
5. Malaikat Jibril ada disebelah kananku, Malaikat Mika-il ada di sebelah kiriku.Malaikat Israfil ada dibelakangku. Malaikat Izro’il dari atasku. Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ ada didepanku (sebagai imamku). Kilat sebagai kendaraanku, saat ku berjalan langkahku bagaikan kilat. Tongkat nabi Musa ada d tanganku, siapa saja yang melihatku akan tunduk kepadaku. Cincin Nabi Sulaiman ada di lidahku, siapa saja yang bicara padaku akan enuruti semua hajatku. Cahaya nabi Yusuf ada di wajahku, suiapa saja yang melihatku akan menaruh rasa cinta kepadaku. Dengan hak-nya Kaaf, Haa’ Yaa’ ‘Ain Shood. Dan dengan hak-nya semiluyar bacaan huqolah. Segala puji hanya bagi Allah. Tuhan semesta alam.
Kaifiyah :
1. Dibaca setiap selesai shalat fardlu 3x, 3x.
2. Menata batin dan dalam keadaan Ening (mengheningkan cipta) dengan tulus dan penuh ke ikhlasan, dan hanya tertuju pada Allah saja.
3. Jadikan wirid ini sebagai tongkat (pegangan) yang dijadikan sebagai petunjuk untuk membimbing dan mengarahkan kita kepada keadaan yang kita inginkan dengan cara membayangkan bahwa diri kita sedang menciptakan imajinasi (cita-cita dan harapan) tertentu.
Kedua hal diatas harus benar-benar diperhatkan, karena penghayatan yang ada pada Istighfar diatas berbeda dengan penghayatan saat kita membacasholawat, demikian juga penghayatan terhadap Sholawat berbeda dengan penghayatan saat membaca tahlil dan seterusnya, karena setiap kalimat pada Aurad Wihdatul alam ini memiliki aura yang berbeda-beda.
0 Response to "AURAD WIHDATUL ALAM 02"
Post a Comment