Ternyata banyak diantara kita yang
mengira Shiwa itu buruk. Jiach gagal paham. Jika di dalam Hindu kita mengenal 3 Dewa, yakni Brahma, Wishnu dan Shiwa
yang diringkas dalam sebutan “OHM”. Jika saat mereka mnyebut kata OHM itu artinya
mereka memanggil Dewa Brahma, Wishnu dan Shiwa, maka dengan Sosro Jalmo 3 dewa
itu menjadi bagian dari anda. Bukan berarti kita memuja mereka justru merekalah
yang akan memuja anda. Dalam level yang lebih tinggi akan terjadi komunikasi 3D
(3 sifat ke-dewa-an) didalam diri kita. Artinya ada tuntutan keselarasan dalam
diri kita yang lebih tinggi, yakni kebijaksanaan dan kepastian dalam setiap
langkah.
Nanti kalau ke 3 sifat
ke-dewa-an ini sudah menyatu dengan kita, baru bole ikut sayembara menjadi GBY
(Guru besar Yasamkar) yang diselenggarakan setiap tahun. Dengan syarat harus bisa
berjalan diatas laut beneran. Karena saat jalan diatas laut itu juga sambil
manah. Tanpa menguasai manah yan jos maka tidak akan terjadinya manunggaling
jati dan tidak akan terbentuk jiwa-jiwa yang nyawiji inhg wujud (mewujudkan
sesuatu yang belum terwujud / KUN) jadi... ya tetap tenggelam.
Ada statemen dari
group sebelah, kayaknya perlu tak posting di sini: "Apakah dalam diri kita
ada unsur pencipta, pemelihara (mematangkan) dan perusak, perusak yang
menggangu daya cipta kita sehingga prosesnya terhambat?"
Jawab : "Salah... Itu pemahaman
anak SD. Shiwa
dipahami sebagai Dewa perusak/ pembinasa dalam pengertian yang positif.
Artinya, dia akan membinasakan segala sesuatu yang seharusnya tiak perlu
ada.
Contoh begini: Ada pohon padi dan harus
diganti dengan padi yang baru, maka yang memanen padi ini adalah Dewa Wishnu. Ada pohon padi dan setelah itu tidak perlu ada tanaman padi
lagi, maka yang memanen adalah Shiwa.
Jadi, keberadaan
energi pembinasa adalah untuk menghancurkan ketimpangan yang terjadi karena
munculnya kejadian yang tidak sesuai dengan kodrat alam.
Contoh zaman nabi Luth. Terlahir
manusia-manusia yang tidak suka lawan jenis. Jika kebiasaan homosex ini dibiarkan,
maka habitat manusia akan punah karena mereka tidak ada regenerasi terhadap
Jenis manusia itu sendiri. Lha contoh ini adalah gambatan dari tugasnya Shiwa
untuk menghancurkan siklus alam seperti ini.
Muncul lagi siklus Arab Jahiliyah, maka
kejahiliyahan ini harus dihancurka tapi disusun kembali dengan tatanan yang
baru yakni tatanan ala Islam. Maka, contoh ini adalah tugasnya Wishnu. Maka
Kanjeng Nabi Muhammad saw lah yang muncul sebagai Penjilmaan Wishnu. Begitu
mksdnya."
Dua dewa sama-sama menghancurkan. Dewa
shiwa menghancurkan saja. Biar yang sudah ada yang masih selaras dengan alam
berjalan. Dewa Wishnu menghancurkan, tapi menanam ulang dengan yang lebih
baik.
Jadi pemahanannya Di tingkatkan dari
Sekolah Dasar ke Perguruan Tinggi. Nggak perlu bayar... Cukup di sini saja. Oke. Maka
pada level kebijaksanaan, penghancuran dan perusakan terhadap sesuatu bukan
sebagai bentuk Azab. Tetapi sebagai bentuk Penyelarasan alam.
Contoh : Jika inti
bumi kurang bahan bakar untuk menjaga medan listriknya dan putaran inti bumi,
padahal sampah dipermukaan bumi cklukup banyak dan tidak dibuang karena tetep
bersarang ditubuh manusia berupa angkara murka dalam wujud, ma-lima misalnya,
korupsi ramai, nyawa murah, perzinaan its oke, nah ini jika Shiwa yang berbuat
berarti Lindu Jati. Tak
perlu diperbaiki, kondisi sdludah parah, maka Sang Bumi pun harus mengambil
sampah-sampah itu sendirian.. Ia akan guncangkan Lautan dan letupkan
gunung-gunung hingga tsunami pun trjadi.
Merusak dan
membinasakan bukan?
Tapi
ini demi kelestarian bumi. Jika
tidak
demikian,
maka kondisi bumi bisa
tak
sebang bahkan bisa
terhempas dari
Jalur orbitnya. Jika
Wishnu yang berbuat maka akan muncul tokoh-tokloh sakti untuk membina akhlak mereka. Nah
dengan akhlak yang baik, berarti setiap hari tiap-tiap orang tentu membuang
sampah energi negatifnya ke bumi dan ini cukup untuk bahan pelestarian bumi.
Oleh karena itu,
saat anda jumeneng Brahma, Wishnu, Shiwa, maka anda pun dapat bonus besar
berupa kematangan musthika yang nantinya akan naik ke SSW2 (Sinten Sinambating
Wangi 2) dan akan mewujud menjadi kehidupan anda yang lebih baik.
He he.... Ternyata
banyak diantara kita yang mengira Shiwa itu buruk je.... Jiach gagal paham.
0 Response to "JUMENENG SHIWA, BRAHMA DAN WHISNU DALAM PROSESI KUN"
Post a Comment