ILMU SEJATI, SEJATINYA RASA ITU TIDAK ADA


ROSO SEJATI, ITU TDK ADA DIDUNIA INI.

Kita sering mendengar istilah "Sejatine Ilmu ono ing Roso" Ilmu yang sejati itu ada di perasaan. Haaaa???? Apakah ilmu itu cukup hanya dirasakan saja? lalu praktiknya bagaimana? Mengenai bab Ilmu Rasa / Roso / Perasaan, sering disalah mengertikan oleh para penggunanya. Kenapa demikian? Berikut uraiannya.


ﺳﺄﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺟﺒﺮﺋﻴﻞ ﻫﻞ ﺃﻧﺖ ﺗﻀﺤﻚ؟ ﻗﺎﻝ ﻟﻪ ﻧﻌﻢ، ﻗﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﺘﻰ؟ ﻗﺎﻝ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻳﺨﻠﻖ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻭﻣﻦ ﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻳﻮﻟﺪ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻤﻮﺕ ﻭﻫﻮ ﻳﺒﺤﺚ ﻋﻦ ﺷﻲﺀ ﻟﻢ ﻳﺨﻠﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺗﻌﺠﺐ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺒﺤﺚ ﻋﻨﻪ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻭﻟﻢ ﻳﺨﻠﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ؟ ﻗﺎﻝ ﺟﺒﺮﺍﺋﻴﻞ : ﺍﻟﺮﺍﺣﺔ، ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﺨﻠﻖ ﺍﻟﺮﺍﺣﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ، ﺑﻞ ﺧﻠﻘﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﺎﻹﻧﺴﺎﻥ ﻳﺒﺤﺚ ﺩﺍﺋﻤﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺮﺍﺣﺔ، ﻓﺎﻟﻄﻔﻞ ﻳﻘﻮﻝ ﻣﺘﻰ ﺃﻛﺒﺮ، ﻭﺍﻟﺸﺎﺏ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻴﺘﻨﻲ ﺃﻋﻮﺩ ﻃﻔﻼ، ﻭﺍﻟﺸﯿﺦ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻴﺖ ﺍﻟﺸﺒﺎﺏ ﻳﻌﻮﺩ ﻳﻮﻣﺎ، ﻭﺍﻟﻤﺘﺰﻭﺟﺔ ﺗﻘﻮﻝ ﻟﻴﺘﻨﻲ ﺃﻋﻮﺩ ﻋﺰﺑﺎﺀ، ﻭﺍﻟﻌﺰﺑﺎﺀ ﺗﻘﻮﻝ ﻟﻴﺘﻨﻲ ﺃﺗﺰﻭﺝ، ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻟﻢ ﻳﻨﺠﺐ ﺃﻃﻔﺎﻻ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻴﺖ .... ﻭﺍﻟﺬﻱ ﺃﻧﺠﺐ ﺃﻃﻔﺎﻻ ﻳﻀﺠﺮ، ﻭﻳﻘﻮﻝ ﻟﻴﺘﻨﻲ ﻟﻢ ﺃﻧﺠﺐ ﺃﻃﻔﺎﻻ، ﻭﺍﻟﺬﻱ ﺗﺰﻭﺝ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻭﺍﺣﺪﺓ .....

Nabi Muhammad saw pernah bertanya kepada malaikat Jibril as. "Apakah engkah pernah tertawa wahai Jibril? Malaikat Jibril menjawab, "ya". Nabi Muhammad saw bertanya lagi, "Kapan? Berkata malaikat Jibril, "Ketika manusia mencari sesuatu di dunia sedangkan sesuatu itu tidak ada di dunia. Sejak manusia mulai diciptakan sampai wafatnya, ia mencari sesuatu yang tidak pernah diciptakan didunia." Nabi Muhammad saw merasa heran dan bertanya, "Apakah sesuatu yang dicari manusia sedangkan hal tersebut tidak pernah diciptakan didunia?" Berkata malaikat Jibril, "ketenangan".(roso, sejatineng roso) Sesungguhnya Allah tidak menciptakan ketenangan di dunia tetapi Allah menciptakannya di akhirat". Semua mencari ketenangan. Anak kecil berkata: "Andai aku sudah dewasa?" Pemuda berkata: "Andai saja aku kembali kecil" Orang tua berkata: "Andai saja masa muda kembali lagi" Orang yang telah menikah berkata: "Andai saja aku kembali pada masa lajang (jomblo)" Dan orang yang lajang (jomblo) berkata: "Andai saja aku telah menikah" Orang yang tidak memiliki anak berkata: "Andai saja aku punya anak walau hanya satu anak saja" Orang yang memiliki banyak anak berkata: "Andai aku tidak memiliki banyak anak" Orang yang telah menikah dengan satu perempuan meng-inginkan: "Andai aku bisa menikah lagi"



Rasa dan Kabahagiyaan, Kebahagiaan dari kehadirannya ada dua jenis, yaitu :
1.        Dari luar diri. Hanya ada di surga kelak, di dunia kebahagiaan yang datang dari luar hanyalah semu. Kepencut marang bondo (tertarik pada harta yang banyak), kepencut marang ayuning jalmo utowo bagusing jalmo (tertarik kepada kecantikan atau ketampanan seseorang), luhuring pangkat (tingginya derajat/pangkat) kesemuanya itu hanyalah kebahaiaan semu. Karena akan hilang begitu saja setelah semua sifat dan predikat itu sudah berubah wujud atau sudah didapatkan.
2.        Dari dalam diri. Ini adalah Kebahagian abadi hasil ciptaan masing-masing individu. Kehadirannya sengaja diciptakan.  Nah disinilah Fungsi Roso yang sesungguhnya. Ia harus dihidupkan sehingga hidup bisa bahagia. Contoh : Rumah tangga hanya bisa bahagia jika masing-masing pasangan bisa membangkitkan rasa. Karena Rumah Tangga bukanlah sebagai Surga untuk menikmati hidup, tetapi merupakan Medan perjuangan untuk menata diri menjalani laku sebagai manusia sempurna yang dititahkan oleh Sang Pencipta.

Maka menjadi tidak pas jika rasa dipergunakan untuk keperluan-keperluan  adikodrati sebagai Sarana utama. Sarana utama seseorang yang akan berangkat kerja sebagai kewajiban rutin dari Pati ke kudus adalah Mobil atau Sepeda motor atau jalan kaki. Maka tanpa menggunakan ilmu roso-pun dia akan sampai kepada tujuannya. Walaupun dengan hati yang amburadhul, semburat dan galau, sehingga naik mboil, sepeda motor dan jalan kaki tidak ada nikmatnya, Alias kosong.

Maka kemudian ilmu Roso dihadirkan sebagai Sarana penyerta, sehingga dalam perjalannya ia merasa / menjadi enjoy. Menjadi indah, penuh keikhlasan dan legowo.

Maka dalam banyak kasus, Ilmu Roso harus diaktifkan untuk mendapatkan kenyamanan dan keistiqomahan. Walaupun sebagai penyerta, namun posisinya vital dalam hidup.

Akan menjadi kacau jika Ilmu Roso digunakan sebagai Sarana Utama. Sang pekerja tersebut tidak akan pernah sampai ke Kudus dengan rosonya (perasaannya), jika tanpa mobil, sepeda motor atau jalan kaki, yang sampai hanya angan-angannya saja. Akibatnya tenaga adikodrati yang ia miliki juga tidak bisa muncul, karena sarana utama Toyyul Ardhi / melempit bumi juga bukan dengan ilmu roso. Ilmu Roso akan menyertai agar lempit buminya bisa enjoy dan nyaman.

Jadi Roso adalah Sarana Ilahiyah agar sang Hamba bisa lebih menikmati hidup dan dapat menjalankan ibadah dengan istiqomah. Ia juga menduduki posisi paling vital dalam kehidupan kita, walaupun ia bukan sebagai Sarana utama bagi sebuah Lakoning urip.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ILMU SEJATI, SEJATINYA RASA ITU TIDAK ADA"