MENYATU DENGAN ALAM / MANUNGGALING ALAM (WIHDATUL ALAM)
Bagi dulur-dulur yang sudah bisa
ngenok, mulai malam ini berhenti melihat sana sini nggeh. Cukup duduk saja dan
anda mulai belajar bersatu dengan hari-hari Yasamkar. Caranya adalah Saat telah
siap dan duduk relax pada pejaman mata yang ke tiga, bayangkan bahwa keluar
masuknya nafas anda melalui hari-hari Yasamkar. Bayangkan bahwa anda adalah seperti
telur atau apalah yang intinya ada 3 lapisan.
1.
Lapisan paling
luar adalah hari
2. Lapisan
tengah adalah Cipta (untuk sementara, karena belum diajarkan, anggap saja
lapisan ke dua ini adalah ruang kosong)
3.
Lapisan
Dalam. Lapisan ini adalah tubuh anda pada saat pejaman mata yang ke tiga.
Jadi, seolah-olah saat anda mengeluarkan nafas, maka nafas yang keluar
dari diri anda (dari paru-paru anda) melewati seluruh permukaan kulit anda,
terus berhembus keluar menembus rongga kosong (Lapisan ke dua) terus berhembus
keluar menembus lapisan ke tiga / lapisan luar (hari)
Begitu pula saat sedot nafas, maka nafas yang masuk melalui
permukaan lapisan luar (permukaan hari) kemudia masuk ke rongga kosong (lapisan
tengah) dan menembus masuk melalui seluruh permukaan kulit tubuh anda dan ke
paru-paru anada. Begitu seterusnya. Lakukan manah seperti itu apapun harinya.
Oke...
Ingin sederhana? Bayangkan bahwa anda adalah sebutir telor. Kuning
telornya adalah anda, putihnya adalah ruang kosong dan kulit telor adalah hari.
Setelah terjadi ngenok, di inti bumi, maka posisinya anda menjadi
initinya bumi. Bumi adalah bagian dari anda (Ingsun Pangawak jagat) Inilah yang
disebut dengan Wihdatul Alam (Manunggaling Jagat) Sehingga secara global menjadi
begini :
1.
Tubuh anda
Bumi
2.
Tubuh anda
ada tiga lapisan.
a.
Lapisan dalam,
yakni anda yang sedang bernafas
b. Lapisan
tengah, yakni ruang hampa/ kosong, tempat menggoreng Cipta anda nanti saat setelah
70 hari, pas bulan Swargaloka
3.
Lapisan
luar, yakni permukaan bumi.
PentingnyaAfirmasi/ Mantra/ Japa niat : Contoh afirmasi/ Nawaitu "Saya niatkan
manah........dan seterusnya"
Fungsinya:
1.
Membimbing diri kita sesuai isi yang
diniatkan
2.
Membuat kita tiba-tiba sungguh-sungguh,
padahal tadinya malas-malasan...
Jika kita tidak ada
niatan dari awal, maka tiba-tiba kita bisa manah dengan sendirinya Lha dala...
Begitu sudah sampai pada Wardhaya, kita bingung, ini mau kemana ya? Mau ke Bantalakah?
Atau mau ke Samudera? Atau mau ke Maruta? Terus disitiu kita mencoba untuk berfikir.
Haduhhh otak ini rasanya seperti tidak pernah sekolah, bodoh amat, lambat mikirnya.
Ya jelas, karena otak mendadak bundhel, buntu, lemot, pada saat kita berada di
zona manah.
Solusinya :
Jika kita mengalami
hal seperti ini, langsung stop mikir. Karena berfikir sekeras apapun tidak bakalan ketemu. Ragu terus
menerus. Jadi cepat-cepat kembali lagi ke start awal. Cek dulu, ini hari apa? Hmmmm
setelah itu baru ucapkan Afirmasi/ nawaitu-nya.
Sehingga saat kita
sudah sampai di pejaman mata yang ke dua, Jiwa kita secara otomatis langsung mengarahkan
haluannya ke Bantala... dan tidak bakalan haluannya diarahkan ke Gadis Cantik...
Oke
Bantala, 36 Wardhaya1 Y
Ahad Wage, 12 Agustus 2018 M / 30 Dzul Qo'dah 1439 H
Yaa Aliyu (Yang Maha Tinggi)
0 Response to "PRAKTIK MENYATU DENGAN ALAM / MANUNGGALING ALAM"
Post a Comment