Untuk bisa sampai ke pusat Samudera, hanya bisa dilakukan melalui niat di awal saat pejam mata pertama dengan niat menuju ke Saudera. Dengan bermodalkan niat tersebut secara otomatis kita akan terhenti di situ dan tidak bisa kemana-mana.
Ciri-ciri jika kita sudah berada didalam sana adalah kondisi suasananya terasa nyaman.
Bayangkan saja, seolah-olah kita menyedot nafas dan keuar anginnya melalui permukaan laut dan masu ke tubuh kita yang ada di dasar samudera. Demikian jugs saat keluar nafas juga melalui permukaan air laut. Seolah-olah samuderalah yabg bernafas. Anggap saja laut adalah hidung anda.
Jika kita sudah terbiasa manah samudera sedikitnya 3 tahun untuk mengaksesnya, maka miras satu kerat pun tidak akan bisa membuat perut ini kembungan dan memabukkan, sebagaimana saya lakukan saat berdakwah di kelompok orang-orang gila.
Ingat!!! Nanti akan berkmbang bersamaan dengan kebijaksanaan dan sudah tidak ada lagi niatan untuk riya' atau pamer kadigdayan. Oke... Itulah salah satu side effect Sosro Jalmo dan bukan merupakan tujuan utamanya. Oke.
Ingat !!! Dalam berSosro Jalmo segalanya dengan menggunakan manah dan tidak ada jin yang terlibat didalamnya. Oke... Itulah kemurnian Ilmu Sosro Jalmo, asli kekuatan diri kita dari jiwa kita yang telah dianugerahi daya-daya yang tak terhingga oleh Allah swt.
Apakah bernafas didalam samudera itu seperti menggunakan selang begitu nggih? Tentu tidak. Namun soalah-olah air laut itu seperti memiliki pori-pori tempat keluar masuk bagi nafas kita. Seolah-olah tubuh kita berupa lautan dan keluar masuknya nafas kita melalui permukaan air laut.
Hampir sama dengan metode pernafasan Sopana dua dimana keluar maduknya energi yanhg masuk ke tubuh kita itu melewati ke dua telapak tangan kita hingga energi itu merata muai dari dalam hingga keseluruh permukaan tubuh kita.
Pada saat seseorang sudah berada pada level manah, maka tidak ada Jin yg bs menyerang kita. Kecuali Monster-monster ciptaan kita sendiri, hasil negatif thinking kita. Contoh..
Hadehhh... Mati iki ngko.. Bar wes.... Modiar wes...
Nah... Kata-kata dan Kalimah Thayyibah Iblisiyah seperti di atas akan menjelma menjadi monster-monster yang menghalau jln hidup kita sendiri. Maka saat anda sedang manah, tidak perlu ada kekhawatiran
Hidup itu relax saja... Nggak kuat kerja berat, ya kerja ringan saja. Sehingga beban hidup lebih mudah, yakni Kerja Cerdas. Gunakan tuh otak. Ia adalah komponen yang paling handal untuk mikir sebagai karya para bintang.
Dengan mengendarai otak, setidaknya kita bekerja dengan dunia yang dikendalikan oleh Bintang Kawignyan, yaitu bintang level 3 dr para bintang. Nah ini berarti kita sedang Nyengklak. Baru kita bekerja dengan bintang-bintang maka kita disebut numpak (mengendarai). Numpak itu meliputi kenikmatan tak terhingga, mengemudikan dan mengendalikan sendiri dunia kita. Baru kemudian kita akan bisa bekerja seperti ini .
Manakala kita sudah bisa manunggaling jagat (menyatu dengan alam). Sebagai anak buah, maka perintah atasan bukanlah bentuk tekanan tetapi merupakan komponen dari keselarasan kita. Dan sebagai pimpinan yang memimpin anak buah bukan lagi sebagai bawahan dan gengsi gedhe-gedhean, melainkan amanah dan tugas dari roda dunia kita.
Semuanya itu akan bisa sinkron, sinergi dalam harmoni hidup yang mengejakan makna serta bukan hidup penuh dgengan tekanan.... Iso ngene? Awet enom, (bisa begini, awet muda) damai lahir bathin dunia dan akhirat. Semoga bermanfaat. Amin.
JUMENENG TEMEN
Surya, 39 Wardhaya 1 Y
بِسۡمِ اللّٰهِ يَسَمۡكَرۡ. صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدۡ
Bismillaahi Yasamkar, Sholli 'Alaa Muhammad
(Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Segala galanya. Semoga rahmat tetap tercurahkan kepada Muhammad Saw)
(3/7/100/1000X)
Yaa Muqit
(Yang Maha Memberi Kecukupan)
21X tanpa bernafas
(Menjelang berangkat kerja dan menjelang tidur)
Rabu, 15 Agustus 2018 M/
٣ ذوالحجة ١٤٣٩ ه
0 Response to "TATA CARA MANAH SAMUDERA DAN KESELARASAN HIDUP"
Post a Comment