SULUK KARAHAYAON 1
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Suluk Karahayon I Yasamkar ini yang terpenting adalah membiasakan diri untuk selalu belajar dan berlatih untuk mengakses energi tinggi, karena di dalam tubuh ini bersemayam jiwa dan ruh yang berupa nur/cahaya. Kenapa harus demikian? Karena Nur memiliki kecerdasan yang sangat tinggi dan memiliki tenaga adikodrati.
Kita tidak perlu mengarahkan atau menghimpun cahaya tersebut ke titik-titik tertentu seperti sakit misalnya. Dia, si Nur ini memiliki kecerdasan sendiri, memiliki logika dan cara kerja sendiri tanpa harus kita bersusah-susah memandunya. Selanjutnya tugas kita adalah :
1. Membersihkan tubuh agar lancar lalulintasnya
2. Berlatih, atau Riyadloh agar tubuh bisa dengan lincah mengakses Nur tersebut. Sebab tanpa latihan, apapun akan sangat sulit, dan ini berlaku untuk hal apapun.
Baru setelah dua point diatas sudah lancar dan tidak ada kendala yang berarti, barulah kita melangkah pada level berikutnya, yakni mengendalikan dan mendayagunakan Nur untuk keperluan-keperluan yang spesifik, misalnya pengobatan, kelancaran rizki, meruqyah dan lain sebagainya.
ABANG IJO BIRU PUTIH.
TUMANDANGO - TUMANDANGO
TANDANG GRAYANG - TANDANG GRAYANG.
DANDAN - DANDAN JIWO ROGO
LORO WARAS. MLARAT SUGIH. TUWO ENOM
KANG CINIPTO KELAWAN KUN. KUN-E JIWO ROGO
Pada saatnya nanti akan terlihat, bahwa warna putih itu ternyata merupakan kumpulan banyak warna. Sebagai pertanda untuk pemenuhan seluruh kebutuhan hidup kita. Dan pada saatnya nanti kita bisa memilihnya sesuai kebutuhan untuk percepatan niat. Kini, yang terpenting adalah memperhatikan dan meningkatkan kepadatan Nur tersebut.
Satu hal yang sangat buruk bagi kelangsungan Nur adalah, tumbuh suburnya 7 (tujuh) bunga iblis dalam diri kita. Maka kita setiap haru harus rajin mengakses dan memotongnya agar ke tujuh bung iblis itu jangan sampai mengganggu stabilitas Nur kita.
Ke tujuh bunga iblis itu adalah :
1. Amarah
2. Tidak ceria atau murung
3. Khawatir yang beralasan
4. Takut
5. Cemas yang tak beralasan
6. Sedih dan
7. Guncangan
Mari kita belajar atau riyadloh untuk selalu mengakses 7 (tujuh) bunga iblis tersebut secara istiqomah dan terus menerus. Insya Allah kita akan dapat menuai hasil yang maksimal untuk peningkatan kehidupan kita, baik lahir maupun nathin, dunia akhirat. Amin.
Dengan adanya warna putih maka seluruh warna yang ada didalam tubuh kita akan di selaraskan. Yang berbahaya adalah jika kita menggunakan warna-warna selain putih, ini dapat berakibat fatal. Intinya, tanpa keahlian khusus, menggunakan Nur berwarna adalah berbahaya. Karena disitu ada Nur/ cahaya yang bertugas untuk menghancurkan umat juga. Jika lembayung itu diperjelas maka akan muncul pasangannya, yaitu warna Lembayung tua. Nah...! Jika warna lembayung tua ini diarahkan pada sound system, ia akan mati dan tenaga listrik bisa turun. Atau saat seperti itu, kita membawa benda-benda elektronik, seperti jam tangan, Hp dan sebagainya juga akan cepat rusak. Demikian pula cahaya ini bisa digunakan untuk menyerang lawan, dan itu jadinya seperti santet.
Itu sekedar contoh. Contoh berbahaya lainnya adalah jika kita sudah ahli dalam mengolah energi Nur berwarna dan kita hendak mencampurkan warna a+b dan mengirimkannya ke tubuh orang lain, maka paduan warna tersebut yang dikirimkan ke orang lain maka akan berdampak tumor, kanker dan seterusnya.
Aku telah bertahun-tahun menekuni penyakit Tumor, yang rata-rata stadium died dan sudah banyak yang sukses. Caranya sederhana saja. Ambil warna-warna yang ada didalam tubuh si penderita dan diganti dengan warna putih saja. Maka, dalam 8 (delapan) bulan kedepan ia akan sembuh. Padahal, tadinya si penderita tersebut sudah seperti orang tua usia 80 tahunan, walaupun sebenarnya dia baru berusia 18 tahun saja.
Untuk mengolah warna/Nur ini jangan menggunakan rasa/perasaan, karena rasa/perasaan hanya dipergunakan untuk menikmati hidup dan menikmati apa saja yang sedang terjadi saat ini. Seperti rasa sedih, senang, suka, benci, bahagia, menderita dan sejenisnya.
Jika perasaan digunakan untuk melihat maka 99% pasti keliru, jika perasaan digunakan untuk mengangkat-angkat barang / sedot pusaka, mengambil barang gaib, maka 99% tidak akan pernah terwujud. Dan jika kita termasuk pengamal supranatural, menggunakan perasaan juga tidak akan berdampak apa-apa alias doa-doa kita tidak akan terkabul.
Sekali lagi, jangan gunakan rasa, sebab Allah billah fa inna dhonna laa yughni ‘anil haqqi syaiaa..”Sesungguhnya Dhonn itu/ perasaan itu tidak ada manfaatnya bagi kebenaran”. Jadi...! gunakan perasaan untuk menikmati apa yang sedang kita lakukan tidak lebih dari itu.
Contoh saat “manah” (meresapi segala sesuatu dengan hati) : Rasa / Perasaan digunakan untuk menikmati manahnya saja, biar berasa nikmatnya dan akan ketagihan, kemudian selebihnya gunakan cipta.
Kemudian, jika pencahayaan Suluk Karahayon sempurna dalam diri, maka akan terbentuklah medan magnet yang luar biasa. Bisa jadi ada lakon “kere munggah mbale” mlarat bisa berubah menjadi kaya, Petruk bisa jadi ratu, rakyat jelata bisa jadi penguasa, brandhal bisa jadi pandhito, dan akan lebih mudah untuk dihinggapi Sang Pulung atau wahyu. Baik Wahyu Maningrat, Wahyu Cakraningrat maupun Wahyu Widhayat. Karena pada hakekatnya, ada orang bisa duduk sebab ada tempat duduknya.
Dengan kekuatan KUN, kita ciptakan palungguhan (tempat duduk) itu, entah kita akan menjadi apa, agar kemudian kelak kita bisa tumukninah dengan kedudukan kita yang sudah maton. Maka hidup kita akan tercapai berupa keharmonisan, keselarasan, kealaman ilmu, ketinggian spiritual, ketangguhan sosial dan kebebasan finansial. Semoga lekas terwujud. Amiin.
Sebagai bahan kajian bersama : Michael, anak umur 6 tahun. Saat ia minta jajan, yang dia lakukan hanyalah menangis, terkadang juga bengak-bengok minta duit ahanya. Kalo dari abahnya tidak diberi, dia lari ke ibunya. Sama ibunya tidak dikasih, yaa lari ke kakak-kakaknya.
Saat dia minta makan, ya teriak-teriak meminta untuk di ambilkan makanan, minta di gorengkan ini lah itu lah dan seterusnya. Saat ia ingin bermain bola, yaa minta duit sama kakak-kakaknya untuk di belikan bola, tendang sana tendang sini.
Lhaa yang perlu kita kaji ini adalah, saat dia bermain dengan telor ayam miliknya yang biasa di mintakan untuk digoreng, dia memanggil-manggil namanya sendiri, dan bukan bapak, ibu atau nama kakak-kakaknya.
Michael... Michael... Michael... Terus telurnya diberikan kepada kakaknya dan menyuruh untuk memecahkannya. What happened? Apa yang terjadi? Andrean kakaknya yang duduk dibangku kelas enam SD tapi toh ia tidak bisa memecahkan telor itu.
Lalu bagaimana kinerja tenaga adi kodrati yang ada pada tubuh Michael ini? Ini bukan karena telapak tangannya bergaris satu saja, tetapi pola energi berhasil ia himpun dan di mainkannya.
Lalu abahnya pun datang dan dengan sekali tiup saja, telur itu bisa pecah dan segera digoreng untuk lauk dia. Anak seumur Michael belum mengenal tauhid, yang dia tahu hanya hal-hal yang nampak baginya. Jika ia minta duit yaaa teriak-teriak, Maa...! Minta duit ....! Tapai, kalau ia mau mengeluarkan tenaga adi kodrati, dia panggil-panggil namanya sendiri.
Mbahkunya Michael / abah saya, lagi asyik ngidung Karahayon di dikamar sholatnya, hemm.... ibu pun nguping mendengarkan kidung Mbah Kakung. Tak terasa berlinang air mata, teringat akan masa-masa muda tempo dulu.
Abah yang tidak mengenal lelah sejak usia Tsanawiyah sudah mencangkul dan membajak di sawah. Pada saat kakak-kakaknya asyik dengan studynya di Pondok Lirboyo, Abah malah memilih membajak sawah dan tidak pernah mondok sama sekali.
Yaaa... gara-gara otaknya encer sich... Semua kitab-kitab kakaknya tuntas dibacanya, sehingga seringkali abahku menggantikan abahnya (kakekku K.H. Faqeh, untuk mengajar santri-santri level atas). Padahal, Abahku tidak pernah merasakan liku-likunya orang mondok.
Kini, kedua orang tuaku hidup bahagia dan ibu bilang, tahun depan ingin umroh lagi. Al hamdulillah.
0 Response to "SULUK KARAHAYAON YASAMKAR BAGIAN 1"
Post a Comment