Ngenok, adalah usaha untuk menempatkan sesuatu sesuai ukurannya, ibarat mur bertemu dengan bautnya. nah... dalam pandangamn Ilmu Sosoro Jalmo, ngenok ini sangat signifikan demi kelangsungan hidup kita dihari-hari mendatang. Tanpa bisa ngenok, mustahil kiat bisa mengakses energi-energi ke-Ilahiyah-an melalui ayat-ayat Allah yang tersirat di alam.
Pada hari Kartika ditarik masuk ke dalam dada dan dada terasa sesak seluruh badan terlihat terang oleh bintang kartika pas ditempat galih wiwara wardhaya. Apa saya yang salah ya, kok kartika (bintangnya)
yang masuk, seharusnya kan saya yang masuk kedalam kartika? Nyuwun penjelasan
Gbp!
Kalu salah sich tidak... Itu hanya pola, seversi dengan
Mas Yusuf. Yang selalu setia menunggu datangnya
hari kedalam dirinya. Begitu juga doi datang, langsung “mak
jlup..” Masuklah dia (hari yang diharapkan). Maka,
Dia selalu happy-happy dulu dengan doi-doinya yang lain,... pokokke Warna warni... Jadi jawabannya itu “tidak salah... Oke” Dan dida (Mas Yusuf) sering bolak balik keluar masuk
di hari... Yaa sekedar ngecek, dah bener apa belum... Kwkwkwk...
Maka jika sudah ngenok seperti itu, artinya kita telah memiliki kedisiplinan seperti
itu.... Nah, terus saja begitu, jangan diganti-ganti. Karena mencari
nok-nokan baru yang sesuai keinginan kita itu susahnya minta ampun, seperti Mbahkenyung.
Contoh saat AH (Auman harimau) besok... Diri
ini pada umumnya sudah terlanjur ngenok di Leher. Padahal
leher adalah zona diri kita yang lain. Tujuannya adalah ingin ngenok pada
posisi tertentu. Maka sangat sulit dan direwangi stresss bahkan saya sendiri butuh 1 s.d 2 bulan untuk mengganti nok... dan bisa enjoy di nok-nokan yang baru...
Jika setiap manah kita selalu gonta-ganti nok, maka dalam setahun Yasamkarian kita tidak akan
pernah bisa menemukan nok yang pas dan sesuai selera. Kalupun itu bisa,
itu hanyalah kebetulan. Besok
sudah tidak dipakai lagi, lalu ganti nok yang lain, begitu seterusnya. Karena
merasa nok yang kemarin tidak pas, ibarat mur tidak bisa masuk dibaut-nya. Nah
nok-nokan yang smacam ini biasa terjadi kepada siapa saja. Akhirnya hidupnya
hanya berputar-putar dari nok yang satu ke nok yang lain secara dangkal semua.
Jika ini yang terjadi, maka hidupnya masih diliputi dengan Full ke ndilalahan (keberuntunagn
yang tidak di sengaja) yang tiada terkira. Akibatnya potensi-potensi unggul di dalam dirinya tidak akan pernah tergali sampai
ajalnya tiba.
Kata guruku, Nok itu terhubung dengan kedustaan. Maka, dulu saat-saat SMA aku diajari ngenok untuk
ilmu tertentu, yaitiu riyadhohnya tidak boleh berdusta selama 2 tahun berturut-turut, jika gagal maka harus
diulangb dari awal lagi. Itu ajaran kuno, ajaran klasik zaman kakek dan
nenek kita. Maka mereka selalu mengkaitkan antara ilmu dengan
akhlak.
Sedangkan kita dengan ilmu Sosro Jalmo sudah bergeser sedikit... Akhlaknya santri-santriku yang majemuk lintas profesi jelas kalah dengan
akhlak para leluhur tempo dulu. Saya cuma meminta agar yang berprofesi sebagai Rentenir pindah kerja... Satu-satunya Guru di Jatim yang terang-terangan menolak murid dari Bank Plecit/ Bank harian/ Rentenir adalah
Saya. Jika mau ikut nyantri pada saya harus rela melepaskan pekerjaan anda sebagai kosepa (istilah
rentenir tempo dulu). Atau pindah ke Bank Besar
Syariah yang lain. Jangan ikut Bank Harian. Pegawai Bank yang demikian itu haram hukumya bagi
saya. Karena orang-orang yang kerjanya model beginian hanya jadi “wereng”
saja nantinya. Malu saya sama kanjeng
Nabi. Aku lebih bangga jika santriku dari kalangan peminum, perampok, dan
preman. Ini jelas... dan 100% akan sembuh. Sedangkan santri yang dari
rentenir sudah 5 tahun pun tetap saja kerja sebagai rentenir. Makanya pada tahun 2017 saya pecat semua santri-santri yang profesinya sebagai rentenir....
Begitu nggih lorrr.... Kesimpulannya urusan ngenok, kita orang-orang Sosro Jalmo hanya mengandalkan pakulinan /
kebiasaan kita. Maka kita harus hafal rute ngenok itu. Dulu saya kan sudah berpesan, “Hafalkan
prosesnya dan jangan mencari sensasi macam-macam di dunia sana. Sebab, kelak ngenok akan menjadi bagian hidup kita. Dan Ilmu Sosro Jalmo adalah ilmu yang sifatnya “Full Manah”
Saya katakan “Untuk bisa ngenok itu bukan
ditentukan seberapa besarnya energi kita, tetapi karena saking seringnya
melintasi zona yang sama. Ngenok itu bukn disebabkan karena besarnya air yang
menimpa batu, sehingga batu sekeras apapun bisa jadi berlubang. Akan tetapi,
ngenok itu bisa terjadi karena seringnya
air menimpa batu itu, walaupun hanya tetesan kecil-kecil saja yang terus
menerus / kontinyu."
0 Response to "BELAJAR NGENOK, NGEPASNO MUR LAN BAUT"
Post a Comment